Robot Pekerja Canggih Mirip Manusia Mengurangi Lapangan Pekerjaan Di Masa Depan?

Robot Pekerja Canggih Mirip Manusia Mengurangi Lapangan Pekerjaan Di Masa Depan?

Robot yang pekerj biasanya besar, sederhana, dan kuat. Mereka adalah unit besar yang udah untuk melakukan pekerjaan berbahaya dan membosankan, seperti pengecatan dengan semprotan presisi atau pengelasan langsung di pabrik mobil.

Tetapi tren yang berkembang ke arah robot kolaborasi, atau cobot, yang bekerja selaras dengan manusia mengubah penggunaan robot di seluruh dunia.

Faktanya adalah bahwa sebagian besar robot industri tidak dirancang untuk berada di lingkungan manusia. Robot pekerja gak dirancang untuk berinteraksi dengan manusia gengs. Jadi ya robotnya sederhana dan biasa aja.

Robot industri (robotics.org)

Cobot yang ringan dan portabel dapat bekerja di ruang yang lebih kecil dan bisa berinteraski dengan orang lain. Berkurangnya biaya untuk sistem robot membuatnya lebih terjangkau untuk usaha kecil, dan kemudahan pengaturan dan programabilitasnya membuat cobot mudah digunakan.

Asisten virtual atau chatbots berbasis perangkat lunak untuk layanan rumah atau online. Pembantu yang cerdas ini akan menjadi perpanjangan dari perangkat seluler, dengan perangkat lunak operasi dan terhubung dengan internet.

Kegunaan industri cobot termasuk untuk pengepakan, penumpukan, perawatan mesin dan perakitan. Fungsi yang lebih khusus termasuk penggunaan di kamar buat bersih-bersih atau fasilitas biomedis.

Meskipun robot kolaboratif relatif baru, konsep awal ditemukan pada tahun 1996 di Universitas Northwestern di AS. Paten cobot diajukan pada tahun 1997. Gagasan tentang umpan balik robot juga ada di dalamnya sehingga cobot akan mengarahkan gerakan yang berasal dari operator melalui bimbingan fisik.

Robot pekerja (internetofbusiness.com)

Memperkenalkan robot bisa aja menyebabkan hilangnya pekerjaan. Beberapa peramal memperkirakan bahwa 20 juta pekerjaan manufaktur akan hilang di seluruh dunia pada tahun 2030.

Apa yang ditemukan perusahaan besar seperti Mercedes-Benz Jerman adalah bahwa robot saja tidak cukup gesit untuk mengimbangi permintaan akan produk yang disesuaikan. Kolaborasi manusia-robot diidentifikasi sebagai strategi optimal.

"Ketika kami memiliki orang dan mesin bekerja sama, kami jauh lebih fleksibel dan dapat menghasilkan lebih banyak produk pada satu jalur produksi," kata kepala perencanaan produksi, Markus Schaefer.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"