Di zamannya, Nokia memang primadona. Setidaknya, bagi kita yang pernah menggunakannya hanya bisa mengenang betapa nikmatnya saling berbalas SMS, memainkan gim Snake, sebatas mendengarkan radio, atau gonta-ganti ringtone yang tersedia di pengaturannya.
Lebih jauh, Nokia pulalah yang setidaknya pernah memperkenalkan kamera pada generasi penggunanya di ponsel. Kita jadi lebih praktis untuk menciptakan foto, seolah tanpa perlu repot-repot membawa kamera lagi. Belum lagi kemunculan internet di genggaman atau fitur berkirim gambar lewat MMS, mendengarkan musik, dan lain sebagainya.
Terakhir Nokia mengeluarkan seri untuk ponsel pintar sebelum kemudian diakuisisi oleh Microsoft. Nokia yang bermarkas di Espoo, Finlandia ini menghilang. Sebutlah "mati suri". Ia tak tampak lagi konter-konter penjual ponsel di seluruh toko elektronik. Kalaupun ada, pasti amat sedikit jumlahnya.
Kini Nokia kembali. Perlahan mereka kembali mengundang mantan penggunanya untuk sejenak bernostalgia lewat seri-seri lawasnya yang diperbarui mengikuti selera pasar masa kini.
Demi mengejar ketertinggalannya setelah beberapa dekade silam merajai pasar alat komunikasi dunia, Nokia menerapkan sistem operasi Android. Nokia siap bersaing dengan beberapa pasar ponsel mutakhir dunia seperti Apple, Samsung, atau Xiaomi.
Minimal setelah mati suri selama beberapa tahun terakhir, Nokia bangkit untuk bersaing. Beberapa mantan penggunanya pun kaget karena Nokia menjalankan sistem besutan Google itu. Penjualan Nokia di Indonesia juga akan digenjot dan mendekati generasi milenial yang bahkan sempat tidak mengetahui bahwa ponsel ini pernah jadi primadona di zamannya.