"Mereka tidak tahu kisah saya, pun tidak berusaha kepo atau menghakimi saya. Mereka hanya berdoa dengan sangat spesifik dan itu menyentuh hati saya. Selama berdoa, saya tak henti menangis," bebernya.
Setelah pertemuan tersebut, Jovanka makin penasaran dengan agama Kristen dan memutuskan untuk ikut beribadah di hari Minggu.
"Pendeta meminta siapa pun yang merasa berbeban berat untuk berdiri untuk didoakan. Saat itu, saya nggak bisa berhenti menangis sampai dada terasa sesak," jelasnya.
Jovanka mengaku lega setelah beribadah. Apalagi, ia juga terharu dengan para jemaat di gereja yang sering menghampirinya untuk memberi dukungan.
"Karena jika tidak ada kejadian itu maka tidak ada saya yang sekarang. Tuhan menjamah dan memenuhi hidup saya yang saat itu kosong," tandas Jovanka.