Dalam esai tersebut , Lilly juga menceritakan perjuangannya melawan depresi usai melahirkan.
"Sepanjang hidup dewasaku, aku takut kehilangan kendali dan depresi pasca melahirkan akan menghancurkanku," ungkapnya.
"Mungkin kita bisa memandang kehidupanku yang berantakan ini seperti spons yang sudah basah, lebih efektif menyerap kesedihan, kehilangan, dan ketidakberdayaan," tambahnya.
Meski sulit, namun Lilly terus berusaha untuk mengembalikan kehidupannya dan fokus kepada anak.
"Ini bukan sesuatu yang memalukan atau harus disembunyikan. Perlahan tapi pasti, aku mulai percaya bahwa di balik kehidupan yang telah kurencanakan dengan kekasih masa SMA-ku, ada kehidupan baru yang manis yang menantiku dan anakku," ungkapnya optimisi.