Saat ini suporter Megawati Hangestri pemain klub voli Red Sparks Korea jadi perbincangan. Suporter asal Indonesia yang menonton langsung pertandingan Red Sparks di stadion dianggap sulit diatur dan mulai menggangu kenyamanan penonton lain.
Misalnya ada oknum suporter Megawati yang mencemooh pemain lawan Red Sparks ketika pemain tersebut melakukan servis atau mencetak poin. Cemooh tersebut memang jadi sesuatu yang meresahkan khususnya untuk penonton voli asal Korea. Hal itu dianggap tidak menunjukkan kesopanan.
Kejadian lain yang dikritik adalah kebiasan suporter Megawati yang sering meneriakkan nama Megawati. Tapi hal aneh dilakukan suporter kala pemain Red Sparks selain Megawati mencetak angka, suporter itu tetap meneriakkan nama Megawati bukan menyebut nama pemain yang mencetak poin. “Voli bukan olahraga pribadi tapi tim. Tolong berikan dukungan pada tim bukan pemain individu,” tulis seorang warganet Korea.
Kontroversi yang diduga dilakukan suporter Megawati akhirnya klub Red Sparks memberikan aturan soal aturan jadi penonton voli di Korea. Penonton voli diminta untuk mengikuti etika saat mendukung tim atau pemain kesayangan termasuk aturan saat bersorak-sorak.
“Terlepas dari latar belakang politik, agama, atau ras, para pemain harus memberikan yang terbaik di tiap pertandingan dan suporter memberikan dukungan dengan maksimal. Semangat sejati olahraga adalah memberikan dorongan tersebut dan saling menghormati satu sama lain terlepas dari hasil menang atau kalah,” tulis pernyataan Red Sparks.
Red Sparks juga melarang penonton voli untuk menampilkan slogan politik, melakukan pengerusakkan, mencoret bendera negara sendiri atau negara lain, mencemooh atau menghina pemain lawan atau tim lawan sebelu, saat, dan sesudah pertandingan.