Timnas Indonesia bertanding di Piala Asia 2023 dengan pemain naturalisasi yang jumlahnya cukup banyak. Sebut saja nama-nama seperti Elkan Baggott, Jordi Amat, Ivar Jenner, Justin Hubner, Rafael Struick, hingga Sandy Walsh diboyong oleh pelatih Shin Tae-yong tampil di Qatar.
Ternyata tidak hanya Indonesia yang timnasnya disokong banyak pemain naturalisasi atau keturunan. Memang dalam regulasi FIFA diperbolehkan pemain yang lahir di negara bersangkutan dalam hal ini Indonesia apabila memiliki ayah atau ibu lahir di Indonesia untuk memperkuat timnas Indonesia, sebelumnya menjalani proses masuk jadi warga di negara tersebut.
Selain memiliki salah satu orangtua yang lahir di negara tersebut juga diperbolehkan apabila memiliki kakek tau nenek yang lahir di negara tersebut. Selain itu pemain boleh menjalani naturalisasi apabila telah lima tahun tinggal di negara tersebut dan usianya mencapai minimal 18 tahun.
Bicara tentang sepak terjang pemain naturalisasi di Piala Asia 2023, terdapat beberapa negara yang mendapatkan bala bantuan dengan pemain naturalisasi. Diharapkan dengan kehadiran pemain naturalisasi menjadikan timnas tersebut memiliki prestasi yang cukup membanggakan di Piala Asia 2023. Berikut daftar negara-negara yang pakai pemain naturalisasi di Piala Asia 2023.
Australia
Negara pertama adalah Australia. Australia adalah negara yang warganya banyak memiliki keturunan dari negara-negara lain, termasuk banyak warga Timur Tengah dan Inggris yang tinggal di Australia. Makanya ada sembian pemain naturalisasi di timnas Australia pada Piala Asia 2023 ini.
Sebenarnya tanpa kehadiran pemain naturalisasi pun sepertinya timnas Australia juga sudah memiliki kekuatan karena banyak pemain-pemainnya yang memiliki kualitas di atas rata-rata pemain di negara Asia.
Palestina
Kondisi Palestina yang masih diserang Israel tak membuat timnas Palestina mundur di ajang Piala Asia 2023. Meskipun kehadiran Palestina mendapatkan bantuan dari beberapa pemain naturalisasi dan keturunan yang totalnya mencapai 11 pemain. Palestina berada di Grup C bersama Uni Emirat Arab, Hong Kong, dan Iran.