Pencinta olahraga pasti pernah mendengar istilah Match Fixing. Biasanya Match Fixing muncul dalam pertandingan sepak bola, bola basket, bulu tangkis, dan beberapa olahraga lainnya. Arti Match Fixing memiliki makna yang tidak baik karena melanggar sportifitas dalam olahraga itu sendiri.
Match Fixing adalah pengaturan pertandingan sehingga mendapatkan skor yang diinginkan. Skandal Match Fixing beberapa kali menggegerkan dunia olahraga baik di Indonesia dan luar negeri. Match Fixing terjadi karena adanya perintah dari beberapa pihak yang diduga terkait urusan judi.
Bagaimana Match Fixing dalam pertandingan olahraga terjadi? Beberapa cara Match Fixing bisa dilakukan dengan target beberapa pihak, misalnya pemain atau atlet yang dibayar agar tidak bermain dengan maksimal sehingga tim yang diperkuat kalah dari lawan. Ada juga pemain yang pura-pura cidera supaya tidak dimainkan dalam pertandingan untuk mendapatkan hasil pertandingan yang sesuai.
Ternyata tidak hanya pemain yang turut serta dalam skandal Match Fixing. Pihak lain seperti wasit juga bisa terseret aturan skor. Misalnya dalam pertandingan sepak bola ada oknum wasit yang dibayar mahal untuk membela salah satu tim sehingga tim lawan bisa kalah. Wasit akan mengeluarkan keputusan yang berat sebelah.
Memang yang namanya Match Fixing tidak mungkin dilakukan oleh satu orang saja karena melibatkan banyak orang. Kasus Matach Fixing pernah terjadi dalam dunia sepak bola Indonesia. PSSI pun bertindak tegas dengan melakukan investigasi membongkar pihak-pihak yang bermain dan mendapat keuntungan.
Misalnya pada Liga Indonesia yang masih bernama Perserikatan pada tahun 1985 dimana Persebaya Surabaya melawan Persipura. Saat itu Persebaya Surabaya mengalah dari Persipura dengan skor mencolok 12-0 agar bisa menjegal PSIS Semarang sebagai bentuk upaya balas dendam.