Andi Ramang, Pemain Legenda PSM yang Jadi Mitos Sepak Bola Indonesia dan Bikin Takjur FIFA

Andi Ramang, Pemain Legenda PSM yang Jadi Mitos Sepak Bola Indonesia dan Bikin Takjur FIFA
Andi Ramang pindah ke Makassar tahun 1945 dan bekerja serabutan (detik.com)

Di Makassar, Andi Ramang bekerja serabutan. Dia pernah jadi tukang becak bahkan jadi kernet truk. Semua dilakukan demi menghidupi keluarganya. Nah, dua tahun setelah hidup di Makassar, Andi Ramang akhirnya direkrut oleh Persis (Persatuan Sepakbola Induk Sulawesi) atau Coution Voetbal Bond.

Klub nggak pikir panjang lagi untuk merekrut Ramang setelah berhasil mencetak tujuh dari sembilan gol kemenangan Persis atas lawannya. Semenjak itu, nama Andi Ramang mulai mencuat di tingkat nasional pada tahun 1952.

Selanjutnya, Andi Ramang juga dipanggil untuk mengikuti seleksi Timnas Indonesia menggantikan seniornya, Sunar Arland yang sedang dirawat karena sakit.

Andi Ramang pun berangkat ke Jakarta dengan status bek kanan, persis sesuai posisi Sunar Arland. Namun, Tony Pogacnik, pelatih Timnas Indonesia kala itu, tidak terkesan dengan aksi Andi Ramang sebagai bek kanan. Postur tubuhnya kecil dan ringkih sebagai bek.

Bersama Ramang, Tim Garuda berahsil masuk pentas internasional (merdeka.com)

Maladi, pengurus PSSI kala itu, sedang berada di pinggir lapangan. Dia kemudian meminta Tony untuk memainkan Ramang sebagai striker. Hasilnya ... Andi Ramang mencetak hattrick dan memberika kemenangan kepada timnya pada internal game.

Semenjak itu pula, Andi Ramang berubah menjadi striker andal yang disegani di Asia. Pada laga uji coba tahun 1954 di Filipina, Hong Kong, Thailand, dan Malaysia, Ramang berhasil mencetak 19 dari total 23 gol!

Dua tahun kemudian, Indonesia berhadapan dengan Uni soviet pada perempat final Olimpiade Melbourne 1956. Andi Ramang pun berhasil bikin sibuk Uni Soviet dengan gocekannya. Bahkan, tendangan Ramang juga hampir menjebol gawang Lev Yashin. 

Sayangnya, kaos Ramang telanjur ditarik pemain lawan. Skor akhir pertandingan pun imbang 0-0. Indonesia akhirnya tersingkir setelah kalah telak 4-0 pada partai ulang keesokan harinya.

Timnas Indonesia juga hampir tembus ke putaran final Piala Dunia 1958 karena Andi Ramang dan teman-teman. Tinggal selangkah lagi Tim Garuda berangkat ke Swedia setelah unggul agregat 5-4 atas China. Tiga dari lima gol di antaranya pun dicetak oleh Andi Ramang.

Laga Indonesia di Olimpiade Melbourne 1956 (youtube.com)

Sayang, langkah Tim Garuda terhenti karena menolak bertanding melawan Israel.

Di Asia, Andi Ramang membawa medali perunggu buat Indonesia dalam Asian Games 1958 di Tokyo. Sayangnya lagi ... karier cemerlang Andi Ramang ternoda jelang persiapan Tim Garuda menghadapi Asian Games 1962 di Jakarta.

Andi Ramang sempat dituduh menerima suap bersama sebagian besar pemain timnas kala itu. Ramang akhirnya mundur dari Timnas Indonesia karena merasa tidak pernah menerima suap apa pun. Setelah itu, Ramang hanya bermain di PSM hingga tahun 1967.

Karier Andi Ramang selanjutnya adalah menjadi pelatih di sejumlah daerah. Dia melatih di Palu dan Blitar.

Kisah-kisah kehebatan Andi Ramang dalam dunia sepak bola Tanah Air, membuatnya menjadi sosok yang paling inspiratif. PSM yang lekat dengan Andi Ramang masih disebut sebagai Pasukang Ramang hingga kini.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"