STOP Paksa Anak Makan! Berikut 3 Efek Buruk yang Terjadi Jika Orangtua Sering Memaksa Anak untuk Makan

STOP Paksa Anak Makan! Berikut 3 Efek Buruk yang Terjadi Jika Orangtua Sering Memaksa Anak untuk Makan

# Efek Buruk Memaksa Anak Makan

Sementara seorang anak mungkin makan sedikit lebih banyak ketika dipaksa, tindakan ditekan untuk makan dapat menyebabkan berkembangnya asosiasi negatif dengan makanan tersebut, dan pada akhirnya tidak disukai dan dihindari. 

Hal itu juga dapat menghentikan anak-anak untuk mengenali dan merespons dengan tepat sinyal internal dari rasa lapar dan kenyang, yang dapat membuat mereka lebih cenderung makan berlebihan di kemudian hari.

Berikut sejumlah konsekuensi negatif dari memaksa anak makan:

1. Kurang menyukai makanan

Anak jadi benci makanan tertentu karena sering dipaksa makan (popmama.com)

Jika seorang anak ditekan untuk makan lebih dari yang mereka inginkan, maka emosi negatif dan/atau perasaan internal karena terlalu kenyang dapat dikaitkan dengan makanan tertentu, yang menyebabkan berkurangnya rasa suka terhadap makanan tersebut.

2. Kurangnya keinginan untuk makan 

Demikian pula, keinginan untuk mencoba makanan tertentu dapat berkurang jika pengalaman awalnya negatif. Jika penolakan ini ditanggapi dengan bujukan verbal terus-menerus dan orang tua mencoba memasukkan makanan tersebut ke dalam mulutnya, asosiasi yang kemungkinan besar dibuat oleh anak tersebut dengan makanan tidak akan positif.

3. Makan berlebihan dan kelebihan berat badan

Menekan anak untuk makan dapat merusak kemampuan mereka untuk belajar mengendalikan nafsu makan yang tepat. Anak perlu diberi kesempatan untuk belajar mengenali sinyal lapar dan kenyang tubuhnya. Melalui pengalaman rasa lapar dan berkurangnya perasaan ini saat mereka makan, anak-anak belajar bagaimana tubuh mereka memberi sinyal bahwa ia membutuhkan lebih banyak energi atau kapan energi yang mereka butuhkan sudah cukup dikonsumsi sehingga pantas untuk berhenti makan.

Untuk menghindari 3 efek buru tersebut, orangtua perlu melakukan beberapa hal seperti: 

1. Memastikan bahwa anak benar-benar lapar, sebelum ia makan.

2. Memposisikan diri sebagai anak (yang tidak ingin dipaksa).

3. Jadilah objektif. Aktivitas makan seharusnya jadi aktivitas yang menyenangkan dan bikin puas. Bukan justru membuat trauma.

4. Percaya pada kemampuan anak untuk mengenali rasa lapar dan kenyang.

5. Mengecek porsi yang tepat.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"