Hubungan antara usus dan otak berasal dari sistem ini. Meskipun kedua sistem ini berfungsi secara independen, koneksi ini memungkinkan otak kita memantau saluran pencernaan dan mengubah aktivitas di dalam usus kita.
Jadi, jika otak kita mengalami keadaan stres, hal itu dapat mengomunikasikan tekanan tersebut ke sistem pencernaan dan memicu gejala berbasis usus seperti kram, kembung, atau sakit perut.
Stres juga dapat mengubah bakteri usus. Bakteri ini dapat memengaruhi kemampuan untuk berpikir dan mengatur emosi, sehingga perubahan yang berkelanjutan dapat memengaruhi suasana hatimu dan sebaliknya.
Stres jangka panjang dan dampaknya pada usus dapat meningkatkan sensitivitas saluran pencernaan, yang pada gilirannya dapat menyebabkan nyeri kronis atau nyeri yang semakin parah pada kondisi seperti sindrom iritasi usus besar.
Karena adanya hubungan antara usus dan otak, beberapa penyakit yang ditularkan melalui usus juga dapat menyebar ke otak. Nah, sekarang jelas kan kenapa kita suka sakit perut kalau sedang stress?