Cek Fakta: Berat Badan Selalu Naik Setelah Menikah, Benarkah?

“Berat badan  kamu naik deh, tubuh lebih gemuk kayaknya setelah menikah , bahagia ya?”. Ucapan itu sepertinya sering dilontarkan kepada seseorang yang baru saja menikah atau sebagai pengantin baru. Ada yang menanggapinya dengan santai tapi ada juga yang sedih karena berat badan naik terkadang dianggap sebagai sebuah masalah. Tapi benarkah orang yang setelah menikah berat badannya selalu naik?

Dilansir dari HelloSehat, sebuah riset yang dilakukan dr.Andrea Meltzer, seorang ahli dari Southern Methodist University Dallas, Amerika Serikat mengatakan adanya hubungan antara pernikahan dengan kenaikan berat badan. Tim riset tersebut mengamati 160 pasangan pengantin baru sebagai responden mereka.

Ternyata benar, selama empat tahun pasangan suami istri itu ditanyakan bagaimana kepuasaan pernikahan dalam skala, sementara berat dan tinggi mereka diukur dan ditimbang untuk melakukan pengecekkan. Hasil dari riset itu menemukan hasil bahwa setiap kenaikan pada kepuasaan hubungan pernikahan pria dan perempuan akan mempengaruhi kenaikan indeks massa tubuh atau IMT atau body mass index yakni ukuran berat badan sebesar 10 persen setiap enam bulan.

Sementara bagi mereka yang merasa tidak puas dengan pernikahannya maka IMT akan menurun atau berat badannya akan turun. Pernikahan yang bahagia ternyata sangat mempengaruhi berat badan seseorang. Padahal mungkin konsumsi makanan yang dimakan juga tidak banyak, namun hati yang gembira ternyata bisa jadi pemicu berat badan naik.

Sebuah riset lain dilakukan oleh peneliti dari Inggris, Joanna Syrda dan beberapa orang lainnya. Riset itu menghasilkan bahwa laki-laki akan bertambah gemuk setelah menikah. Riset itu memberikan hasil jika setelah menikah rata-rata berat badan laki-laki akan naik sekitar 1,3 kilogram dibandingkan saat mereka masih berstatus lajang.

Ada juga orang yang mengalami kenaikan berat badan merupakan orang yang baru menikah dan baru memiliki anak. Berat badan naik tak hanya karena bahagia dengan pernikahan melainkan dipicu faktor lain, misalnya memiliki aktivitas sosial dengan banyak makan dengan pasangan. Istri memasak di rumah dan si suami diminta untuk mencobanya.