Benarkah MSG Bikin Bodoh? Begini Hasil Studi Terbaru

Benarkah MSG Bikin Bodoh? Begini Hasil Studi Terbaru

Banyak orang menghindari monosodium glutamat (MSG) sebagai bumbu tambahan dalam masakan karena alasan kesehatan. Apalagi beberapa tahun belakangan ada sebuah klaim yang mengatakan bahwa mengkonsumsi terlalu banyak MSG alias micin bisa membuat seseorang menjadi bodoh.

Namun, di balik pro dan kontranya, tak jarang juga orang yang masih setia menggunakannya karena dinilai membuat makanan lebih terasa kaya dan gurih. Kendati begitu, apakah MSG memang benar-benar menjadi masalah yang selama ini selalu kita percaya? Simak ulasannya berikut ini, ya!

Perlu kamu ketahui Gengs, MSG adalah senyawa yang terbuat dari dua zat alami, yakni natrium dan asam glutamat alias glutamat. Diketahui, asam glutamat ialah asam amino, atau bahan penyusun protein yang ditemukan dalam tubuh kita. Hal ini juga hadir secara alami dalam makanan tertentu.

Dikutip dari Today, ahli diet terdaftar di New York, Toby Amidor mengatakan bahwa kita mendapatkan sekitar setengah gram glutamat sehari dalam bentuk MSG yang ditambahkan ke makanan. 

"Tubuh mencerna bumbu MSG dan glutamat dari makanan dengan cara yang sama dan tidak dapat membedakan antara keduanya," ujarnya.

MSG dibuat dengan memfermentasi tebu, tapioka atau jagung, sama seperti yoghurt yang dibuat dengan memfermentasi susu atau cuka dari anggur. Pada dasarnya, MSG memang tidak memiliki banyak rasa. Akan tetapi begitu dimasukkan ke dalam makanan tertentu, itu bisa meningkatkan cita rasa. Oleh karena itulah, MSG banyak ditemui pada berbagai makanan olahan. Seperti hot dog, mi instan, kerupuk, keripik, saus salad, kecap, dan sup kaleng. Hingga pada berbagai masakan seperti tumisan, pasta, dan sebagainya.

Benarkah MSG Bikin Bodoh, Begini Hasil Studi Terbaru (KlikDokter)


Mengapa MSG dianggap buruk?

MSG bukanlah hal baru, bahan ini telah digunakan untuk membumbui makanan selama lebih dari 100 tahun. Bahkan hingga enam dekade, MSG menjadi hal yang biasa dan tidak pernah dipermasalahkan. 

Sampai pada tahun 1968, seorang dokter telah melaporkan dalam sebuah surat kepada New England Journal of Medicine, bahwa ia telah mengalami gangguan pada jantungnya dan mati rasa di leher, punggung, serta lengannya setelah mengonsumsi makanan China.

"Meskipun penulis mengatakan bahwa gejala-gejala ini mungkin berasal dari beberapa hal dalam makanannya, termasuk natrium, alkohol dari anggur masak atau MSG, masyarakat mengambil MSG dan menjuluki kondisi 'Sindrom Restoran China,'" ujar Amidor.

Dalam 50 tahun terakhir, berbagai laporan telah menghubungkannya dengan berbagai penyakit. Mulai dari mual, sakit kepala, wajah memerah, mati rasa, kesemutan, rasa terbakar, nyeri dada, hingga gangguan pada jantung.

Meski begitu, Food and Drug Administration (FDA) mengatakan bahwa MSG itu aman bila dikonsumsi. Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Badan Kesehatan Kanada, dan Federasi Masyarakat Amerika untuk Biologi Eksperimental juga menyetujui akan hal itu.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"