Terlebih lagi, studi terbaru dalam jurnal Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety, menyimpulkan bahwa ada tidak ada bukti yang mendukung terkait banyak masalah kesehatan yang disebabkan oleh MSG. Serta menunjukkan bahwa banyak penelitian telah menggunakan dosis MSG yang jauh melebihi apa yang biasanya dikonsumsi orang.
Kendati begitu, bukan berarti semua orang bisa mengonsumsi makanan yang mengandung MSG begitu saja. Penelitian itu lebih lanjut menunjukkan bahwa bagi sejumlah kecil orang yang sangat sensitif MSG, mengonsumsinya dinilai dapat memicu gejala yang telah disebutkan. Meskipun hal ini terdengar menakutkan, tapi para ahli medis tidak menganggap MSG berbahaya.
Di sisi lain, mungkin sisi baik dari MSG. Bahan yang mampu meningkatkan cita rasa ini, sebenarnya dapat membantu produsen makanan untuk mengurangi jumlah natrium yang biasanya mereka tambahkan ke makanan. Namun tetap penggunaannya harus sesuai takaran.
"MSG memiliki dua pertiga lebih sedikit natrium dibandingkan garam meja, jadi ini adalah bumbu yang bagus untuk digunakan jika kamu mencoba mengurangi natrium, terutama karena dapat meningkatkan kedalaman rasa hidangan dengan menambahkan rasa umami," pungkas Amidor.
Lebih lanjut, MSG juga meningkatkan rasa lainnya yang sudah terkandung dalam makanan, khususnya rasa asin dan asam. Dengan menambahkan MSG, rasa bahan-bahan makanan yang terkandung dalam sebuah masakan akan jadi lebih kompleks dan intens meski rendah garam sehingga baik untuk diet.