Makanan menggunakan micin atau MSG emang enak. Tapi, bener nggak, sih, micin nggak baik buat kesehatan?
Dilansir dari Prevention, Kamis (10/2/2022), Monosodium glutamat alias MSG ialah bahan tambahan yang meningkatkan rasa gurih pada makanan. Sedangkan, menurut Food and Drug Administration (FDA), istilah teknisnya, MSG merupakan garam natrium dari asam amino asam glutamat umum.
MSG berbentuk bubuk kristal berwarna putih dan mampu memperdalam rasa. MSG lebih populer di Asia timur, lho. Orang yang pertama kali menemukan MSG ialah ahli kimia dari Jepang bernama Profesor Kikunae Ikeda. Pada tahun 1908, ia mengekstraknya dari kaldu dashi, kemudian menjualnya.
Ternyata, MSG itu zat yang sepenuhnya alami. Kini, produksi MSG dilakukan dengan memfermentasi pati, bit gula, tebu, atau tetes tebu. Nah, meskipun namanya MSG, zat itu tidak mengandung gluten. FDA mengakui bahwa zat ini aman.
Lebih lanjut, Direktur pendidikan nutrisi di Physicians Committee for Responsible Medicine bernama Susan Levin mengatakn bahwa tidak ada penelitian yang baik untuk mendukung anggapan bahwa MSG buruk untuk kesehatan.
Selain itu, MSG juga diklasifikasikan aman oleh beberapa organisasi dunia, seperti Administrasi Makanan dan Obat-Obatan, Organisasi Kesehatan Dunia, dan Asosiasi Keamanan Makanan Eropa.
Satu laporan FDA mengidentifikasi beberapa gejala jangka pendek dan umumnya ringan dari mengonsumsi MSG, termasuk sakit kepala, jantung berdebar, kemerahan, mati rasa, kantuk, dan kesemutan. Hal itu hanya dialami oleh orang yang sensitif, yang mengonsumsi sebanyak 3 gram atau lebih MSG setiap harinya.