Bicara soal liburan, sebagian besar orang akan membayangkan beragam petualangan, kegiatan ekstrem, atau menjelajahi tempat-tempat wisata yang menarik. Namun seiring waktu, pemahaman masyarakat tentang liburan rupanya semakin bergeser. Setelah booming istilah staycation sejak beberapa tahun lalu, kini muncul trend baru yang bernama sleep tourism. Wah, apaan lagi tuh?
Sleep tourism adalah tren baru yang sedang berkembang di kalangan para pelancong, di mana tujuan utama dari liburan adalah untuk tidur. Melansir CNN Travel, tren ini mulai muncul sejak beberapa tahun terakhir, salah satunya sebagai dampak dari pandemi Covid-19.
Pada masa itu, banyak orang yang tak bisa mendapatkan waktu tidur berkualitas sehingga berdampak pada kesehatan mental dan fisik. Lebih lanjut, yuk jelajahi fenomena sleep tourism dan mengapa semakin banyak orang tertarik pada konsep ini!
Apa itu Sleep Tourism?
Sebagaimana disinggung sebelumnya, sleep tourism adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis liburan di mana fokus utamanya adalah untuk tidur dan beristirahat. Para pelancong yang terlibat dalam sleep tourism memilih destinasi dan akomodasi yang menawarkan fasilitas dan layanan yang dirancang untuk mempromosikan tidur yang berkualitas dan relaksasi yang mendalam.
Lokasi untuk tidur bisa berupa hotel atau resor dengan kasur dan linen yang nyaman, fasilitas spa atau pijat, program kesehatan dan kebugaran, serta lingkungan yang tenang dan menenangkan.
Mengapa Sleep Tourism Menjadi Populer?