Tetapi nasib lobster berubah dengan sedikit bantuan dari teknologi dan industri manufaktur yang berkembang pesat. Teknologi tersebut bernama makanan kaleng dan jaringan kerata api.
Teknologi pengalengan berhasil membuat daging lobster tetap awet untuk dikonsumsi selang beberapa waktu. Sedangkan perkeretaan membuat lobster dapat dijangkau banyak tempat yang jauh dari laut.
Seketika daging lobster menjadi populer di Amerika pada waktu itu. Ketika permintaan meningkat, penawaran menurun, harga akan naik. Pasokan dan permintaan pasang surut selama bertahun-tahun. Dan belakangan ini barulah lobster dianggap sebagai makanan mewah.