Sebelum dibakar di atas bara api, daging sate blengong direbus terlebih dahulu agar dagingnya lebih empuk dan bumbunya lebih meresap. Sate blengong disajikan dengan kuah kemerahan yang berasal dari santan dan beberapa bumbu dapur mirip seperti kuah opor.
Warna merah ini sendiri diperoleh dari pengaruh adonan cabai merah. Sehingga, rasa kuahnya akan sedikit pedas hingga memunculkan sensasi hangat pada tubuh saat mencicipinya. Penyajiannya pun tidak dengan menggunakan lontong seperti sate biasanya.
Biasanya sate blengong dihidangkan dengan Kupat Glabet, sejenis ketupat yang biasa ditemukan di sepanjang kota Brebes, Tegal, hingga Pemalang. Untuk satu porsi sate blengong biasanya dihargai mulai dari Rp12-15 ribu.
Ditelisik tentang sejarahnya, kuliner sate blengong berasal dari sebuah kampung di Kelurahan Pasarbatang Kecamatan Brebes. Dimulai dari tokoh bernama Marda yang berjualan sate blengong dengan berkeliling kampung sejak tahun 1970-an.
Dari Marda inilah lahir generasi penjual sate blengong lainnya seperti keluarga Kasturi hingga keluarga Kari. Mereka menjual sate blengong dan kupat sayur di kompleks alun alun Brebes, Saditan dan Islamic Center Brebes. Bagaimana kamu tertarik buat coba sate blengong?