Mengulik Sejarah Sate Ayam Madura Hingga Jadi Simbol Pemersatu

Mengulik Sejarah Sate Ayam Madura Hingga Jadi Simbol Pemersatu

Di ajang Miss Grand International 2021 yang digelar awal tahun ini, wakil Indonesia, Aurra Kharishma menarik perhatian dengan kostum sate ayam madura.

Aurra Kharishma di Grand Miss Internasional 2020(Instagram @aurrakharishma).jpg

Kostumnya menarik perhatian lantaran memasang ornamen lengkap dengan tempat pemanggang sate dan juga hiasan tusuk sate. Tak berhenti di situ, kostum Aurra juga dilengkapi dengan bentuk sate di atas piring yang dilengkapi dengan irisan bawang merah, cabai dan jeruk nipis.

Sate sendiri sudah sangat melekat dalam budaya masyarakat Madura. Hal ini menurut Kadarisman Sastrodiwirjo selaku Pensiunan Peneliti Balitbang Provinsi Jawa Timur didukung oleh demografis wilayah.

“Karena tanah di Madura gersang. Maka masyarakatnya memanfaatkan bahan pangan hewani. Sebab kalau menanam sayur tanah di Madura sukar untuk tumbuh subur,” jelas Kadarisman Sastrodiwirjo seperti dikutip dari Kompas.com, Jumat (26/3/2021).

Adapun filosofi sate madura adalah menyatukan setiap elemen untuk dijadikan satu kesatuan melalui tusuk. “Menusuk daging menjadi satu bisa dikatakan sebagai menyatukan berbahai elemen sebagai sebuah satu kesatuan,” imbuh Kadarisman.

Seiring dengan perkembangan zaman, sate pun menjelma menjadi sajian akrab bagi masyarakat Madura. Bahkan ketika merantau ke daerah lain, mereka banyak memilih menjadi penjual sate.

Cerita Arya Panoleh dan Batara Katong

Berdasarkan legenda, disebutkan jika sate ayam madura berasal dari cerita Arya Panoleh dan Batara Katong. Saat itu diceritakan jika Arya Panoleh penguasa Sumanep berkunjung ke tempat sang kakak, Batara Katong yang berkuasa di Ponorogo.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"