Gimana Sih Sejarah Makan Popcorn Sambil Nonton Film di Bioskop?

Gimana Sih Sejarah Makan Popcorn Sambil Nonton Film di Bioskop?
Pedangan popcorn jaman dulu (nal.usda.gov)

Hal ini ternyata dipengaruhi tradisi di Eropa. Teater di Eropa tuh gak pernah menyajikan makanan yang dimakan para 'sobat misqueen'. Jadi, bioskop melakukan hal serupa, gak menjual popcorn deh.

Tapi makanan ini jadi populer ketika Amerika Serikat memasuki masa Depresi Besar. Bioskop sulit menyasar target konsumen yang lebih luas. Perekonomian AS kala itu hancur. 

Akhirnya, rencana bioskop untuk dijadikan lebih terjangkau pun gagal pula.

Ini terjadi lantaran biaya hidup semakin tinggi, industri hiburan pun menjadi barang yang amat mewah kala itu.

Meski begitu, kebutuhan ekonomi memaksa para pengusaha bioskop untuk menurunkan standar kemewahannya. Mereka harus lebih banyak menarik pelanggan dan membuat roda bisnisnya terus berjalan.

Orang-orang gak makan popcorn buat nonton teater berkelas (wikimedia.org)

Konsep bioskop pun diubah jadi lebih simpel, tapi tetap mempertahankan konsep dasar auditorium. Pengurangan biaya perawatan juga bisa menurunkan harga tiket bioskop. Makanya daya tawar ke semua lapisan konsumen jadi lebih terjangkau.

Di balik itu, para pengusaha bioskop di AS juga memasukkan popcorn sebagai menu jajanan selama menonton film. Keputusan itu emang diambil dengan ragu-ragu, soalnya itu kan makanan 'sobat misqueen'.

Beberapa pengusaha khawatir jika para penonton makan popcorn bisa mengganggu suara film yang sedang diputar. Akhirnya, ditemukan trik lain. Pengelola bioskop menaikkan volume suara film, maka suaranya akan melampaui suara kunyahan makan popcorn.

Tapi akhirnya, popcorn laku juga (smithsonianmag.com)

Popcorn kala itu bisa didapatkan dengan harga 10 sen aja. Jadi, popcorn bukanlah barang mewah, tapi justru terjangkau oleh masyarakat yang butuh hiburan di tengah badai Depresi Besar tersebut.

Tren ini terus bertahan dan berkembang hingga saat ini. Bahkan popcorn nyaris tak bisa lepas dari industri bioskop mana pun di dunia.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"