Nasi uduk merupakan makanan khas Betawi yang biasanya dimakan pada pagi hari untuk dijadikan sarapan. Tapi jangan salah dulu, karena menurut sejarah dan asal-usulnya, nasi uduk ada kaitannya dengan beberapa suku yang ada di Indonesia mulai dari Melayu, Sunda, dan Jawa.
Melansir dari Endeus TV, diperkirakan nasi uduk mulai dijadikan makanan di Indonesia antara abad ke-14 dan ke- 16. Saat itu Indonesia dijajah oleh bangsa Portugis. Setelah Portugis meninggalkan Indonesia, datang pemerintah Belanda yang berkuasa di Indonesia. Pada saat bersamaan Kerajaan Mataram dikuasai oleh VOC dan membuat banyak orang Jawa pindah ke Batavia.
Saat masuk ke Batavia, orang Melayu dan Jawa membawa barang dagangan mereka. Konon salah satu makanan yang dibawa orang Melayu adalah nasi lemak sementara orang jawa membawa dagangan nasi gurih. Kedua jenis makanan itu memiliki kesamaan karena memadukan nasi putih dan lauk pauk yang dicampur.
Nah kabarnya penamaan nasi uduk itu diambil dari bahasa Sunda. Uduk dalam bahasa Sunda berarti sesuatu yang bercampur menjadi satu. Oleh sebab itu penyajian nasi uduk memang sering dicampurkan dengan makanan atau lauk pauk lain agar rasanya semakin enak dan nikmat saat dimakan.
Selain pengertian dari bahasa Sunda, nama uduk sendiri diambil dari bahasa Betawi. Uduk artinya susah, karena pada zaman dulu nasi uduk hanya dijual di tempat-tempat tertentu saja, salah satunya di pasar kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Sebab hanya orang-orang miskin atau susah dalam segi perekonomian yang membeli nasi uduk.
Salah satu kawasan yang terkenal adalah Kebon Kacang, Makanya sejak dulu sampai sekarang, Nasi Uduk Kebon Kacang menjadi salah satu nasi uduk yang terkenal dan digemari masyarakat di kawasan Jakarta. Jika dulu nasi uduk identik dengan orang miskin, seiring perkembangan zaman, makanan ini dimakan oleh beragam lapisan masyarakat, karena banyak orang kaya juga yang senang makan nasi uduk.