Salah satu usaha warga ngelawan penjajah emang lewat jalur mistis. Apalagi orang-orang jaman dulu terkenal banget punya kemampuan mistis. Satu yang keren banget, ada kejadian makhluk astral yang ikut bantuin manusia ngelawan penjajah. Entah karena disuruh manusia, atau karena inisiatifnya sendiri.
Salah satu kejadian yang paling penting buat Indonesia ada di tahun 1948 pas jaman Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI). Kelompok ini harus jadi ujung tombak pemerintahan Indonesia saat itu. Kelompok ini berlokasi di sekitaran Sumatera Barat.
Kelompok ini jadi buronan banget nih di mata Belanda. Soalnya, dianggap pemberontak. Karena itu, mereka mesti sering-sering menghindar dari Belanda. Nah, suatu saat mereka mesti masuk hutan buat menghindari Belanda.
Pas lagi di tengah-tengah hutan itu, mereka diikuti sama harimau. Si harimau ini bukannya bunuh mereka, tapi malah ngikutin rombongan PDRI dari belakang. Kalau rombongan berhenti, si harimau ikut berhenti. Kalau rombongan bergerak jalan, si harimau juga jalan, nih.
Kejadian ini terjadi beberapa kali. Sampai akhirnya rombongan ini bikin kesimpulan kalau harimau itu adalah jelmaan orang sakti yang berusaha melindungi mereka. Harimaunya dukung Indonesia bebas penjajah, dong.
Kejadian lain terjadi di Trenggalek, Jawa Timur. Kejadiannya, sekitar tahun 1949 silam, dialami sama salah satu veteran perang dari angkatan udara. Pasukan angkatan udara ini melakukan taktik perang gerilya. Hingga mereka tiba di suatu kawasan hutan.
Nah di sana, pasukan ini ingin ngerusak jembatan kampung. Tujuannya biar Belanda ga bisa ngelewatin kawasan itu. Tapi sayangnya, udah seharian masang bom, jembatan ini gak bisa hancur-hancur juga. Karena penasaran, akhirnya pemimpin pasukan nanya dong ke petinggi desa.
Kata sang petinggi desa, jembatan itu ada banyak penunggunya. Karena tetap pengen ngehancurin jembatan, sang pemimpin akhirnya nekat mau nemuin makhluk astralnya.
Pas malam hari, sang pemimpin ini jalan sama pasukannya ke jembatan. Tujuannya satu: ngajakin ngobrol para makhluk astralnya. Perasaan para pasukan ketakutan. Gak terkecuali si pemimpin. Tapi demi bisa ngalahin Belanda, dia nekat nemuin makhluk astralnya.
Begitu sampai di jembatan, para pasukan malah pergi karena takut. Dan cuma nyisain sang pemimpin pasukan, sendirian. Pas di momen itulah, sang pemimpin dikepung ratusan makhluk astral. Otomatis dong, dia ketakutan. Tapi demi bisa ngalahin Belanda, dia nekat ngomong begini:
“Assalamualaikum! Saya Hanandjoeddin, Komandan Pertahanan di wilayah Watulimo. Kami bermaksud baik menyelamatkan rakyat dan alam daerah ini dari penjajah Belanda. Bantulah perjuangan kami menegakkan kemerdekaan Indonesia.
Saya yakin kalian di pihak kami karena perjuangan sudah dilakukan sejak zaman nenek moyang, sejak zaman Sultan Agung Raja Mataram. Kami hanya melanjutkan cita-cita beliau. Saya meminta kalian memaklumi kami memutus jembatan penghubung desa ini demi keselamatan rakyat Watulimo. Terima kasih atas pengertiannya, Assalamualaikum!”
Setelah ngomong begitu, makhluk astralnya ngilang gitu saja. Tanpa ada obrolan atau reaksi apa pun. Abis itu sang pemimpin ini balik markasnya. Pas besok paginya, pasukan ini nyoba masang bom lagi. Ternyata, setelah dipasang, bom itu bisa meledak dan ngehancurin jembatannya.