"Jangan dilepas!"
Teriak Azzam
Dia juga menarik tubuh Faisal agar tidak tertarik oleh sosok tak kasat mata itu.
Karena saking kuatnya energi sosok itu
Keduanya terpental dan Faisal berhasil di tarik menuju kamar mandi.
"FAISAAAAALL!"
Teriak Azzam
Faisal terbawa dan tertarik oleh sosok itu menuju kamar mandi, yang terdengar di telinga Azzam adalah hanya teriakan dan tangisan anak kecil yang terus berusaha memberontak.
Azzam dan Mail menuju kamar mandi itu untuk menyelamatkan Faisal, namun ketika dia mendapati di setiap jendela rumah, beberapa sosok sedang memandangi keduanya.
"Mas, wanita itu!"
Ucap Mail
"Mereka benar-benar datang,"
Ucap Azzam....
Restu Wiraatmadja
-membuka ruangan itu.
Palu yang digunakan untuk memukuli gembok lama kelamaan membuahkan hasil,
Kamar itu terbuka dan mengeluarkan aura seram yang membuat keduanya bergetar,
"Pak, sikilku geter,"
(Pak, kakiku gemetar)
Ucap Puspa
"Aku yo podo,"
(Aku juga sama)
Jawab Pak Afif
Mereka berdua masuk ke dalam ruangan yang gelap itu, mereka lupa membawa lampu dan penerangan.
Namun Pak Afif ingat membawa korek kayu di dalam sakunya,
"Ono korek kayu nang kantongku,"
(Ada korek kayu di kantongku)
Ucap Pak Afif
Puspa mengambil korek itu di jas milik Pak Afif, dia menyalakan korek itu,
"Jreeees!"
Seketika ruangan itu tampak kosong, tak ada satupun atau apapun yang mengisi ruangan yang terkunci itu.
"Kok kosong, pak?"
Ucap Puspa
Pak Afif berhenti, dia menengok ke arah belakang, Puspa pun mengikutinya.
Tampak dari arah belakang yaitu pintu masuk ruangan itu, terdapat beberapa bayangan hitam sedikit demi sedikit menutup pintu dengan pelan,
"Pak, pintune,"
(Pak, pintunya)
Ucap Puspa
"Biarkan!"
Jawabnya
"Bruk!"
Pintu itu ditutup dengan keras oleh beberapa sosok yang mengenakan baju hitam dengan wajah tertutup rambut.
Pak Afif dan Puspa melanjutkan perjalanannya, dia masuk ke dalam kamar itu yang ternyata kamar itu juga luas seperti berbentuk terowongan.
Restu Wiraatmadja
"Kita sudah berada di dimensi lain, kuburan itu sudah terlihat,"
Jelas Pak Afif sambil menunjukkan kuburan itu yang ternyata hanya berbentuk tiang dengan lebar setengah Hasta dan panjang satu hasta.
Pak Afif terus maju ke arah kuburan itu,
"Pak, aku khawatir dengan yang berada di bawah,"
Ucap Puspa
"Jangan khawatir, mereka semua aman,"
Ucap Pak Afif
Puspa mengangguk, dia masih memandangi makam itu yang bertuliskan
"Lin yu"
Seperti nama orang.
"Sekarang gimana, pak?"
Ucap Puspa
"Hancurkan makamnya!"
Jelas Pak Afif
Pak Afif segera mengangkat tangannya dan kemudian dia memukul-mukuli makam itu hingga retak, namun sedari tadi tidak ada efek sama sekali,
"Pak, kok tidak terjadi apa-apa?"
Tanya Puspa
Mereka berdua tidak menyadari bahwa di tingkat bawah sedang terjadi sesuatu yang tidak mengenakkan,
Faisal masih terjebak di dalam kamar mandi, Tantri dan Sidi serta Aryo masih di cekal oleh Wanita mengenakan baju hitam dengan wajahnya yang tertutup rambut,
"Il, kowe jaga nang kene, aku arep nyelametke Sidi maring liyane,"
(Il, kamu jaga di sini, aku ingin menyelamatkan Sidi dengan yang lainnya)
Ucap Azzam
"Mas, ojo ninggalnang aku nang kene ... "
(Mas, jangan ninggalin aku di sini ... )
Pinta Mail
"Ojo ndumel"
(Jangan gerutu!)
Mail mengangguk paham, Azzam pun langsung berlari menuju arah Sidi dan Tantri, dia sangat repot sekali karena harus berbolak-balik menyelamatkan keduanya.
"Mas Azzam!"
Teriak Sidi
"Mas tolongin kita,"
Ucap Tantri
"Mas, mereka semua di belakang mas,"
Ucap Aryo
Azzam pun membalikkan badannya, dia terkejut ketika lima wanita berbaju hitam mendekatinya,
Azzam terjatuh karena kaget. Azzam segera mengangkat tubuh Faisal. Aryo yang masih kesakitan karena tangan kanannya terpelintir berusaha untuk bangkit,
"Ryo? Kamu gak papa?"
Tanya Azzam
"I-iya, mas,"
"Seret tubuh Mail dari sini,"
Ucap Azzam
"Ba-baik, mas,"
Mereka berdua pun segera kabur dari tempat itu.
Restu Wiraatmadja
@RestuPa71830152
·
16h
Hanya menyisakan Pak Afif dan Puspa yang masih belum menyelesaikan tugasnya,
"Pak, cepat hancurkan!"
Pak Afif berusaha keras untuk menghancurkan makam itu, namun beberapa kali dipukulkan, tetap saja belum hancur-hancur juga.
Suara demi suara mengelilingi ruangan itu,
"Pak sekarang!"
Pak Afif dengan sekuat tenaga memukuli makam itu dan berhasil menghancurkan makam itu,
"KRAAAAAK!"
Lampu ruangan segera menyala dan mereka berhasil menghancurkan makam itu, namun anehnya, dia sedang berada di dalam
- kamar mandi tanpa sedikitpun bekas reruntuhan makam yang telah dihancurkannya,
"Ayo keluar!"
Pak Afif langsung menarik tubuh Puspa dan menuju ke tingkat bawah.
Di lantai bawah, Pak Afif tidak mendapati Azzam dan yang lainnya,
"Kemana mereka?"
Tanya Pak Afif
"Mereka sudah keluar pak,"
Ucap Puspa
"Ayo keluar dari sini!"
Ucap Pak Afif
Pak Afif dan Puspa langsung menuju ke arah pintu depan dan keluar dari rumah itu, mereka mendapati Azzam dan yang lainnya terkapar di jalanan.
"Pak ... "
Ucap Azzam
"Gimana yang lain?"
Tanya Pak Afif
"Tangan Aryo kepelintir, Faisal dan Aryo pingsan. Tantri dan Sidi throma."
Pak Afif memandangi rumah itu,
"Rumah ini tidak aman!"
Ucapnya
Mereka berdiam diri di jalanan hingga hampir pagi hari, untungnya ada warga yang ingin berbagi tempat tinggal sementara untuk mereka semua.
Warga itu bernama, Pak Ujang.
"Rumah itu memang sudah bertahun-tahun tidak di tempatkan, kabarnya ada sebuah makam di dalam rumah itu, anehnya tidak ada yang mengetahui itu makam siapa,"
Ucap Pak Ujang
"Kita juga diganggu oleh sosok wanita berbaju hitam serta anak kecil-
-tanpa alis dan mata,"
Ucap Pak Afif
"Mengenai itu, kita juga pernah, bahkan kabarnya, sosok disana sangat ramai. Karena itu, malam ini kalian menginap di rumahku saja, besok pagi, segera tinggalkan rumah itu!"
Jelas Pak Ujang
"Ba-baik, pak."
Keesokan harinya, Pak Afif menghubungi Pak Han dan berniat untuk meniggalkan rumah itu,
"Pak Han akan datang sebentar lagi,"
Ucap Pak Afif kepada Pak Ujang
Beberapa menit berselang,
Pak Han datang bersama dengan beberapa orang lainnya untuk membantu mengangkat seluruh barang²
Yang sudah terlanjur berada di rumah itu,
"Maaf, pak .. kami tidak bisa melanjutkan untuk menempati rumah ini,"
"Iya, pak. Saya juga paham. Gimana keadaan anak-anak?"
Tanya Pak Han
"Alhamdulillah mereka baik-baik saja, namun beberapa dari mereka sangat throma,"
Ucap Pak Afif
Selesai mengangkat seluruh barang bawaan anak-anak, Pak Han memberikan sesuatu kepada Pak Afif sebagai permintaan maafnya.
"Rumah ini rencananya akan kami perbaiki lagi sebelum ditempati ulang. Untuk waktunya kami tidak bisa memberi kepastian,",
Ucap Pak Han....
Pak Afif hanya terdiam. Mobil jemputan mereka sudah datang,
"Maafkan saya, pak. Saya terus terang tidak mengetahui rumah ini. Namun beberapa pekerja yang sempat merenovasi rumah ini memang mendapati banyak kendala dan gangguan,"
Ucap Pak Han
"Tidak apa-apa, pak. Saya hanya meminta kepada anak-anak untuk bersabar. Terima kasih atas semuanya, pak,"
Jawab Pak Afif.
"Sama-sama, pak. Itu mobil jemputannya sudah datang,"
Ucap Pak Han.
"Siap pak. Pak Ujang kami izin pamit. Terima kasih atas suguhannya,""
Ucap Pak Afif.
"Sama-sama, pak."
Mereka pun memasuki mobil jemputan itu, namun di dalam mobil, Faisal melihat sesuatu,
"Pak, anak kecil itu melambai-lambaikan tangan bersama dengan perempuan berbaju hitam itu,"
Ucap Faisal ketika memandangi rumah itu dari jendela mobil.....
"Faisal! Tutup!"
Sampai sekarang rumah itu masih menjadi misteri. Beberapa kasus lainnya, ketika melewati rumah ini, ada saja yang mendapati sosok itu. Kadang sedang berdiri tegak, berjalan, terduduk di atap rumah bahkan menempelkan wajahnya di jendela. Wallahu 'alam.
Tamat~