Ternyata di negara seperti Jepang masih percaya tentang tumbal proyek pembangunan. Tumbal tersebut biasanya manusia yang memang disiapkan jadi tumbal. Hitobashira biasanya disebut sebagai manusia yang dijadikan tumbal tersebut. Tubuh si tumbal ditanam di dalam salah satu pilar proyek pembangunan.
Hitobashira pertama kali muncul sejak zaman Jepang kuni. Kala itu banyak proyek-proyek seperti pembangunan kastil, jembatan, dan bandungan yang menggunakan tumbal. Dengan adanya tumbal maka pengerjaan proyek akan lancar dan bangunan menjadi kuat, stabil, dan tidak cepat roboh.
Sebenarnya manusia yang jadi tumbal proyek semata-mata sebagai bentuk penghormatan kepada dewa di Jepang. Misalnya salah satu kastil tertua di Jepang yakni Maruoka saat proses pembangunannya juga membutuhkan tumbal. Kastil ini dibangun pada tahun 1576.
Menurut cerita yang beredar kemunculan tumbal proyek pembangunan kastil itu bermula ketika Shibata Katsuyoto hendak membandun dinding kastil dengan batu-batu. Namun tumpukan batu itu selalu runtuh dan tidak bisa berdiri dengan kuat. Salah seorang pengikutnya menyarankan untuk menyiapkan tumbal. Akhirnya manusia pertama di Jepang yang dijadikan tumbal adalah seorang wanita tua bernama Oshizu.
Oshizu adalah orang miskin. Namun sebagai tumbal proyek tentu Oshizu meminta syarat yakni putranya diangkat menjadi samurai supaya kehidupan anaknya menjadi makmur dan sejahtera tidak seperti dirinya yang miskin. Namun janji tinggal janji, sampai kastil ini selesai dibangun, putra Oshizu tidak dijadikan samurai.
Kabarnya arwah Oshizu murka. Makanya warga sekitar kastil mengadakan sebuah acara festival mempersembahkan makanan untuk menenangkan arwah Oshizu. Kastil Maruoka sangat kuat berdiri selama ratusan tahun dan baru sekali rusak akibat gempa bumi yang melanda Jepang tahun 1948.