Ya seperti pemahaman bahwa film adalah refleksi akan realitas. Maka film horor pun bisa dicari jejaknya di kehidupan nyata.
Berbeda dengan saduran kisah nyata, jejak horor di kehidupan nyata ini tidak membangun narasi horor pada film seperti pada realitasnya. Kisahnya bisa sangat berbeda seperti yang ditampilkan dalam film.
Berikut adalah beberapa film horor yang dapat ditemukan keberadaannya dalam kehidupan nyata walaupun tidak memiliki kesamaan cerita.
1. Friday the 13th
source: kaskus
Penulis skenario film, yaitu Victor Miller menggunakan nama anaknya sendiri untuk memberi nama tokoh pembunuh Jason Voorhees. Awalnya ia menggunakan nama Josh tapi dirasa kurang garang. Lantas ia menggabungkan dengan nama anaknya yang lain yaitu Ian. Entah mengapa menjadi Jason.
2. Chucky
source: kaskus
Tidak hanya karakter film baik yang menginspirasi, kekejaman Chucky juga sempat membuat orang melakukan pembunuhan. Seorang pria asal Inggris membunuh seorang wanita sambil berkata "Aku Chucky, mau bermain denganku?" persis seperti di filmnya.
3. Nigthmare on Elm Street
source: mmoexaminer
Sejak dirilis tahun 1985 silam, Freddy Krueger sempat merajalela di mimpi-mimpi buruk para penontonya. Bahkan seorang anak laki-laki dikabarkan mengidap insomnia akut. Ketika ditanya mengapa, ia menjawab bahwa ada sesuatu yang ingin menangkap dan membunuhnya. Orang tua anak ini memaksanya untuk tidur. Tak lama, mereka mendengar jeritan anaknya. Saat sampai ke kamar, mereka melihat anaknya telah meninggal setelah bermimpi buruk.
4. Scream
source: kaskus
Scream memang diadaptasi dari kisah nyata. Tetapi yang berbeda adalah pembunuhan ini tidak memiliki gimmick topeng yang seperti sedang berteriak. Teriakan atas pembunuhan berantai ini adalah karena korbannya merupakan anak-anak kecil. 5 nyawa hilang pada tahun 1990.
5. Hellraiser (Pinhead)
source: kaskus
Keseraman Pinhead diambil dari kisah veteran Perang Dunia I. Ia merupakan korban selamat dari Pertempuran Somme antara tentara Inggris dengan tentara Jerman. Veteran ini seolah telah kehilangan rasa kemanusiaanya akibat trauma berat atas kekejaman peperangan.