6 Kota Mati Terpopuler Di Dunia, Ada Bekas Taman Main Para Miliarder Lho!

6 Kota Mati Terpopuler Di Dunia, Ada Bekas Taman Main Para Miliarder Lho!
6 Kota Mati Terpopuler Di Dunia, Pulau Hashima, Jepang (IDN Times)

Pulau Hashima memiliki labirin kosong dari bekas reruntuhan beton, tembok laut, dan bangunan lainnya. Sebelum menjadi kota mati alias tak berpenghuni, tempat ini pernah menjadi salah satu lokasi dengan penduduk terpadat di dunia.

Pulau kecil di lepas pantai Nagasaki ini pertama kali dihuni pada 1887 sebagai hunian bagi pekerja pertambangan batu bara. Kemudian, pulau ini sempat dibeli oleh Mitsubishi yang membangun beberapa gedung beton bertulang bertingkat pertama di dunia untuk menampung populasinya yang terus bertambah. 

Selama beberapa dekade setelahnya, tempat ini semakin ramai. Terutama pada Perang Dunia kedua ketika Jepang memaksa ribuan buruh Korea dan tawanan perang China untuk bekerja keras di tambangnya. 

Pada 1950-an, area seluas 16 hektar itu dipenuhi oleh lebih dari 5.200 penduduk. Sebagian besar pekerja menganggap kondisi itu tak lagi layak huni dan kota itu perlahan ditinggalkan setelah tambang tutup pada 1974.

Setelah sekitar 40 tahun ditinggalkan, bangunannya juga menjadi usang karena dimakan usia. Banyak dari gedung bertingkatnya yang masih dipenuhi dengan televisi tua dan peninggalan lainnya dari pertengahan abad ke-20.

Fasilitas seperti kolam renang, tempat pangkas rambut, dan ruang kelas sekolah kini menjadi berantakan. Pulau ini secara resmi dibuka untuk turis pada 2009, dan sejak saat itu menjadi inspirasi tempat persembunyian penjahat dalam film James Bond 2012 Skyfall.

Varosha, Siprus

Pantai Varosha, Siprus pada awal 1970-an merupakan salah satu taman bermain para miliarder paling populer di Mediterania. Pinggiran kotanya menjadi ekonomi pariwisata yang berkembang. Selebritis seperti Elizabeth Taylor dan Brigitte Bardot juga pernah menikmati pasir dan matahari di hotel tepi pantai kelas atas. 

Sayangnya, semua itu berubah pada Agustus 1974, ketika Turki menginvasi Siprus dan menduduki sepertiga bagian utaranya sebagai tanggapan atas kudeta yang dipimpin oleh nasionalis Yunani. Akibatnya sekitar 15.000 penduduk Varosha melarikan diri dari kota dalam ketakutan, meninggalkan barang-barang berharga dan mata pencaharian mereka. 

Sebagian besar berasumsi bahwa mereka akan kembali setelah pertempuran berhenti, tapi perselisihan politik yang berlangsung telah membuat Varosha ditinggalkan.

Beberapa orang pemberani yang telah berkelana ke tempat itu menggambarkan Varosha sebagai kota hantu yang telah runtuh. Pepohonan telah tumbuh di lantai restoran dan rumah serta sebagian besar barang-barang bekas penghuni telah dijarah atau dihancurkan. 

Bodie, California

6 Kota Mati Terpopuler Di Dunia, Bodie, California (Visit California)

Kota mati di dunia selanjutnya adalah Bodie, di Amerika. Mulanya kota ini ditemukan pada tahun 1876. Tempat itu menjadi ramai setelah para penambang menemukan adanya emas dan perak di lereng bukitnya. 

Penambang yang gila emas berbondong-bondong datang untuk mencari emas dan perak di lereng bukitnya, bahkan populasinya melonjak hingga pada akhrinya mencapai 10.000 orang. 

Pada akhirnya, kota yang dengan cepat mendapatkan popularitas berkat emas dan perak itu menjadi sarang bagi criminal, pelacur, dan sarang opium. Hingga pada akhirnya bangkrut pada 1880-an dan serangan musim dingin yang ekstrem membuat orang-orang memilih mencari tempat yang lebih menguntungkan. 

Populasi terus menyusut sampai tahun 1940-an, ketika penduduk terakhir akhirnya dikirim keluar. Sejak itu, Bodie dikenal sebagai salah satu kota hantu yang paling terpelihara di Amerika, dengan sekitar 200 bangunan bobroknya masih dipertahankan. 

Fordlandia, Brasil

Henry Ford pada 1927 mulai mengerjakan "Fordlandia", sebuah perkebunan karet besar di hutan sepanjang Sungai Tapajos Brasil. Raja bisnis otomotif itu membutuhkannya sebagai sumber karet yang stabil untuk ban dan selang mobil, serta membawa nilai kota-kota kecil ke Amazon.

Henry pun berniat membangun perusahaan di tempat itu lengkap dengan kolam renang, lapangan golf, bungalow, dan fasilitas lainnya. Sayangnya, rencana itu tak bisa terselesaikan karena pohon karet Fordlandia menjadi korban jamur daun dan para karyawannya menderita akibat peraturan ketat kota, termasuk larangan minum alkohol.

Bentrokan antara para buruh Brasil dan para manajer dari Amerika pun kerap terjadi dan selama satu periode kerusuhan karena aturan kafetaria, karyawan Fordlandia menghancurkan sebagian besar ruang makan dan truk-truk dibuang ke sungai. 

Setelah kejadian tersebut, Henry Ford berniat mengatasi masalah yang terjadi tapi gagal dan akhirnya tempat tersebut dijual ke pemerintah Brasil dengan harga beberapa sen Dollar saja dan berakhir menjadi kota mati. Hanya para wisatawan dengan rasa ingin tahu besar yang datang ke tempat ini untuk melihat sisa-sisa bangunannya.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"