Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK identik dengan koruptor. Para koruptor yang menjadi tahanan KPK mengenakan rompi warna oranye saat menjalani pemeriksaan KPK terkait kasus korupsi yang sedang dihadapi. Para koruptor tersebut juga kerap muncul dalam rilis pihak KPK seusai adanya Operasi Tangkap Tangan atau OTT.
Tapi tahu nggak sih kenapa oranye dijadikan warna rompi tersebut? Pada tahun 2013 lalu KPK meminta Harry Hidayati, Kepala Bagian Rumah Tangga untuk membuat desain rompi tahanan KPK yang baru.
Setelah mendapatkan mandat dari pimpinan KPK, akhirnya Harry mendesain beberapa rompi dengan beberapa warna yang berbeda-beda, yakni warna hijau, loreng-loreng, dan oranye. Ketiga contoh desain itu diberikan kepada pimpinan KPK untuk dimintai pendapat dan masukan.
Kala itu Wakil KPK, Bambang Widjojanto memberikan keputusan untuk memilih warn aoranye sebagai seragam baru tahanan KPK. Warna oranye dipilih bukan karena persamaan dengan baju tahanan Polisi yang juga warna oranye, melainkan ada filosofi terkait warna tersebut.
Warna oranye dipilih karena warna itu sangat mencolok dibandingkan warna-warna lainnya. Warna oranye dalam rompi tahanan bisa menjadi image tahanan KPK. Seandainya hal buruk terjadi, semisal tahanan KPK melarikan diri, maka kemungkinan akan cepat dicegah karena warna oranye pada rompi yang dikenakan.
Jika diperhatikan, desain rompi tahanan KPK itu tak hanya memunculkan warna oranye saja melainkan ada penambahan aksen pada tiga garis hitam. Tiga garis hitam itu sebuah makna jika korupsi merupakan tindak pidana yang masuk dalam ketegori kejahatan luar biasa atau biasa disebut extra ordinarty crimes.