Menjalani bisnis membuka pom bensin atau SPBU di Indonesia memang memiliki modal yang cukup besar. Total modal untuk 1 SPBU saja berkisar di angka Rp 3 miliar hingga Rp 5 miliar. Ternyata pendapatan SPBU tak bisa langsung bisa balik modal dalam waktu yang cepat. Maka seorang pemilik SPBU dari swasta harus bersabar.
Dilansir dari CNBC Indonesia, salah satu pemilik SPBU di Indonesia di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Iwan mengatakan bahwa saat membuat SPBU dia harus menyiapkan lahan seluas 1.300 meter persegi. Untuk keuntungan setiap bahan bakar yang terjual, dia hanya mengambil untung Rp 195 setiap liter yang dikeluarkan.
Di SPBU miliknya dalam sebulan rata-rata mendapatkan uang bersih sekitar Rp 15 juta. Artinya bila dijumlahkan setiap tahunnya, SPBU miliknya hanya dapat uang Rp 180 juta. Dengan modal awal sekitar Rp 3 miliar, diperkirakan SPBU miliknya akan balik modal selama 15 tahun. Itu pun harus memperhitungkan biaya operasional mulai dari menggaji karyawan. Sepertinya pendapatkan SPBU setiap daerah bervariasi. Tentu SPBU yang berada di kota besar jauh lebih besar pendapatannya.
Ketua Umum Pimpinan Pusat DPP Hismawa Migas, Eri Purnomohadi juga mengatakan bahwa banyak SPBU saat ini lebih memilih menjual bahan bakar nonsubsidi agar mendapatkan uang yang lebih besar dari penjualannya. "Pengusaha SPBU lebih suka menjual BBM nonsubsisi karena marginnya lebih besar,"ujarnya dikutip dari Tirto.
Eri mengatakan selama ini masyarakat pasti berpikir bahwa menjalani bisnis SPBU adalah sebuah bisnis yang menggiurkan karena dijamin akan mendapatkan banyak uang. Padahal praktek yang dijalankan tidak mudah, belum lagi biaya operasional yang dibutuhkan SPBU juga cukup besar.