Raja Arab Saudi , Salman bin Abdulaziz al-Saud selama ini dikenal sebagai pemimpin yang cukup konservatif dalam menjalani aturan-aturan di negara tersebut. Misalnya mewajibkan wanita mengenakan hijab atau cadar sesuai syariat Islam.
Tapi mulai 2018 justru putra Raja Salman, Pangeran Muhammad bin Salman merancang program besar bahwa Arab Saudi tidak hanya menjadi pusat dunia Arab dan Islam saja, tetapi akan menjadi kekuatan besar dalam hal investasi dan pusat karena lokasinya yang strategis bisa menghubungkan benua Asia, Afrika, dan Eropa.
Sejak sekarang pemerintah Arab Saudi sudah mulai melakukan banyak terobosan salah satunya menyangkut kehidupan para wanita di sana. Wanita di Arab Saudi kini bisa memperoleh kebebasan karena bisa mengenakan pakaian selama menjaga nilai kesopanan.
Padahal cukup lama Arab Saudi mewajibkan penduduknya menjalani syariat Islam, termasuk mengatur cara berpakaian wanita muslim saat di luar rumah dan cara berinteraksi dengan lawan jenis yang bukan bagian dari keluarganya.
Saat masih menjalani syariat Islam, wanita Arab Saudi diminta untuk memakai hijab dan pakaian panjang yang menutupi seluruh tubuhnya, termasuk cadar. Mereka pun patuh dengan syariat Islam yang dilakukan di Arab Saudi.
Namun kini setiap wanita di Arab Saudi boleh untuk tidak memakai baju muslimah seperti hijab, burka, cadar, dan nikab ketika beraktivitas di luar rumah. Cara ini diharapkan sejalan dengan program modernisasi yang digaungkan pemerintah Arab Saudi baru-baru ini.