Dokter Spesialis Andrologi Eka Hospital BSD, Christian Christopher Sunnu mengatakan stres dalam pekerjaan, jarang berolahraga, gangguan tidur hingga gaya hidup menjadi faktor laki-laki mengalami disfungsi ereksi.
"Disfungsi ereksi pada usia muda paling sering disebabkan oleh masalah gaya hidup yang tidak sehat dan akhirnya berdampak pada penurunan kadar testosteron hingga terhambatnya aliran darah menuju penis," kata Christian Christopher Sunnu di Tangerang, Jumat.
Beberapa penelitian, lanjutnya, menyebutkan bahwa paparan berlebihan terhadap pornografi juga dapat menyebabkan masalah disfungsi ereksi. Hal ini karena akibat pengaruh persepsi dan ekspektasi seksual yang muncul dari menonton film porno.
Kemudian, pola makan tinggi gula, lemak trans, dan makanan olahan, juga dapat meningkatkan risiko gangguan ereksi dengan mempengaruhi kesehatan pembuluh darah. Ia mengatakan disfungsi ereksi adalah suatu kondisi yang membuat seseorang tidak bisa mencapai atau mempertahankan ereksi saat berhubungan seks.
Ereksi dapat terjadi jika kondisi pembuluh darah, saraf, otot, dan hormon dalam keadaan baik. Namun, disfungsi terjadi ketika salah satunya mengalami gangguan ketika ereksi.
Kasus ini mungkin lebih umum terjadi pada laki-laki yang berusia lanjut. Namun, sebuah penelitian membuktikan, terdapat sekitar 1-14 persen pria berusia di bawah 40 tahun yang mengalami impotensi.
"Kini, disfungsi ereksi juga mulai ditemukan pada usia muda. Masalah disfungsi ereksi tentu tidak sekadar berpengaruh pada keharmonisan hubungan pasangan, tetapi bisa membuat program kehamilan jadi terhambat," ujarnya.
Penyebab lain orang mengalami disfungsi ereksi adalah kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes, penyakit jantung, hipertensi, obesitas, kolesterol tinggi, hipotiroid, penyakit ginjal, dan gangguan hormon
Sementara itu, tanda - tanda seseorang mengalami disfungsi ereksi, yakni tidak dapat ereksi saat berhubungan seksual. Ereksi tidak bertahan lama, kekuatan ereksi menurun, sehingga penis terasa kurang keras.