Seperti Menguap, Senyum Juga Bisa Menular Lho

Seperti Menguap, Senyum Juga Bisa Menular Lho

Kalian pernah denger nggak ungkapan "Tersenyumlah, maka dunia akan ikut tersenyum"? Kalo pernah, itu bukan mitos belaka gengs. Karena ini benar-benar bisa terjadi.

Saat kita ketemu orang lain yang melempar senyumnya pada kita, sadar atau tidak, kita pasti akan ikut tersenyum juga deh. Hal ini merupakan salah satu bahasa universal. Kalian melempar senyum ke orang lain, maka mereka juga akan membalasnya.

Senyuman itu menular lho (lifehack.org)

Dengan begitu, apa senyuman itu menular juga ya? Kayak menguap pas lagi ngantuk gitu?

Seperti dikutip dari Kompas.com, sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal Trends in Cognitive Science menyebutkan bahwa hal ini benar. Ya, senyum itu memang menular kok. Studi yang dikerjakan oleh psikolog Paula Niedenthal dan Adrienne Wood mencoba mencari tahu soal tentang ini.

Dua psikolog tadi berusaha mencari alasan kenapa manusia sering menirukan ekspresi wajah seseorang saat mereka berbicara satu sama lain.

Tapi kenapa ya senyum bisa sampe menular begitu? (gottman.com)

Salah satu kesimpulan yang didapat adalah bahwa manusia cenderung memasang raut yang sama saat berkomunikasi dengan orang lain. 

Misalnya saat seorang teman menyampaikan kabar baik dengan wajah gembira. Saat itu, secara tak sadar, kita akan menunjukkan emosi yang sama pula lewat ekspresi wajah kita. Dnegan begitu, kita pasti bisa merasakan emosinya.

"Melalui ekspresi yang sama, kita akan bisa memberi penilaian lebih baik terhadap apa yang disampaikan seseorang," kata Paula.

"Reaksi yang muncul dari emosi itu memberi persepsi atau frekuensi yang sama, sehingga kita lebih memahami konteksnya," lanjutnya.

Sebenarnya kita sendiri sering meniru ekspresi dari orang lain (shutterstock.com)

Jadi, alasan seseorang membalas senyuman yang kita berikan menjelaskan bahwa orang itu berusaha merasakan hal yang dirasakan orang lain. Dengan eksrepsi sosial sederhana tersebut, manusia bisa menjalin komunikasi dan pengertian lebih dalam dengan orang lain di sekitarnya.

Meski begitu, nggak semua orang sih yang secara otomatis bakal membalas senyuman. Para psikolog itu mencatat dalam penelitiannya bahwa orang-orang dengan kelainan saraf tertetu mungkin nggak bisa membalas senyuman. Atau, mereka gak bisa secara akurat menirukan ekspresi orang lain.

Meski bisa menyadari seseorang telah tersenyum padanya, namun mereka nggak selalu bisa membalasnya.

Makanya, rajin-rajin senyum deh gengs, bahagia pasti (askmen.com)

"Ada beberapa gejala yang ditemukan pada pengidap autisme di mana seseorang tidak bisa meniru ekspresi karena kurangnya kontak mata atau karena ketidakmampuan memahami ekspresi," kata Paula.

Meski begitu, ekspresi wajah buat kebanyakan orang, menjadi bagian dalam komunikasi manusia. Ekspresi bisa membantu kita membangun hubungan dengan orang lain. Itulah sesuatu yang alami dalam kehidupan manusia.

Maka, apakah senyum itu menular? Ya jelas iya lah. Senyum dulu dong.

Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"