Bagi Sri Mulyani, kebaya adalah simbol identitas, kelembutan, dan keberanian perempuan Indonesia.
“Kebaya adalah cermin identitas dan pengingat bahwa kita punya akar kuat untuk berpijak serta sayap budaya untuk terbang,” tulisnya di Instagram pada Hari Kebaya Nasional, Juli lalu.
Dalam momen perpisahannya, Sri Mulyani memilih kebaya rose gold dengan siluet baju kurung lengan panjang sederhana, dipadukan dengan motif batik klasik semi-buketan.
Warna rose gold yang ia kenakan pun sarat filosofi: menurut Pantone Institute, warna ini melambangkan ketenangan, kasih sayang, dan kehangatan, sementara menurut Robinson’s Jewelers, warna tersebut erat kaitannya dengan cinta dan pemulihan emosional.
Makna itu terasa relevan, mengingat Sri Mulyani baru saja melalui masa sulit usai insiden penjarahan rumahnya saat demonstrasi DPR pada Agustus lalu.
Momen serah terima jabatan sekaligus menjadi penampilan perdananya setelah peristiwa tersebut. Dalam pidato perpisahan yang penuh emosi, ia menyampaikan permohonan maaf atas segala kekhilafan selama menjabat.
Dengan mata berkaca-kaca, Sri Mulyani berpamitan di hadapan ratusan pegawai Kemenkeu yang melepasnya dengan bunga mawar, selaras dengan kebaya rose gold yang ia kenakan sebagai simbol perjalanan panjang penuh makna.