Respons Sri Mulyani Setelah Rumahnya Dijarah oleh Sekelompok Orang Tak Dikenal

Respons Sri Mulyani Setelah Rumahnya Dijarah oleh Sekelompok Orang Tak Dikenal

Kediaman pribadi Menteri Keuangan Sri Mulyani yang terletak di Jalan Mandar, Bintaro, dilaporkan menjadi sasaran penyerbuan dan penjarahan oleh sekelompok orang tak dikenal dalam dua gelombang serangan yang terjadi pada Minggu (31/8/2025) antara pukul 01.00 hingga 03.00 WIB. Dalam kejadian tersebut, pelaku membawa kabur berbagai barang berharga seperti televisi, perhiasan, perangkat elektronik, hingga perlengkapan dapur. Aksi ini sempat terekam dan menyebar luas melalui media sosial.

Meski demikian, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Sri Mulyani sendiri diketahui tidak berada di rumah saat kejadian berlangsung. Usai kejadian, aparat TNI dikerahkan dalam jumlah besar untuk mengamankan area di sekitar rumah menteri tersebut.

Setelah kejadian tersebut, Sri Mulyani membuat pernyataan resmi yang disampaikan melalui akun Instagram pribadinya @smindrawati. 

Berikut bunyi pernyataan resmi dari Sri Mulyani:

"Terimakasih atas simpati, doa, kata-kata bijak, dan dukungan moreal semua pihak dalam menghadapi musibah ini.

Saya memahami membangun Indonesia adalah sebuah perjuangan yang tidak mudah, terjal, dan sering berbahaya. Para pendahulu kita telah melalui itu.

Politik adalah perjuangan bersama untuk tujuan mulia kolektif bangsa, tetap dengan etika dan moralitas yang luhur.

Sebagai perjabat negara saya disumpah untuk menjalankan UUD 1945 dan semua UU. Ini bukan ranah atau selera pribadi. UU disusun melibatkan Pemerintah, DPR, DPD, dan Partisipasi Masyarakat secara terbuka dan transparan. Apabila publik tidak puas dan hak konstitusi dilanggar UU- dapat dilakukan Judical Review (sangat banyak) ke Mahkamah Konstitusi. 

Bila pelaksanaan UU menyimpang dapat membawa perkara ke Pengadilan hingga ke Mahkamah Agung. Itu sistem demokrasi Indonesia yang beradab. Pasti belum dan tidak sempurna. Tugas kita terus memperbaiki kualitas demokrasi dengan beradab tidak dengan anarki, intimidasi serta represi.

Tugas negara harus dilakukan dengan amanah, kejujuran, integritas, kepantasan dan kepatutan, profesional, transparan, akuntabel, dan jelas kamu dilarang korupsi. Ini adalah kerhormatan dan sekaligus tugas luar biasa mulia. Tugas tidak mudah dan sangat kompleks, memerlukan wisdom- empati, kepekaan mendengar dan memahami suara masyarakat. Karena ini menyangkut nasib rakyat Indonesia dan masa depan bangsa Indonesia.

Terima kasih kepada seluruh masyarakat umum termasuk netizen, guru, dosen, mahasiswa, media massa, pelaku usaha UMKM, Koperasi, usaha besar, dan semua pemangku kepentingan yang terus menerus menyampaikan masukan, kritikan, sindiran, bahkan makian, juga nasihat. Juga doa dan semangat untuk kamu berbenah diri. Itu adalah bagian dari proses membangun Indonesia. 

Mari kita jaga dan bangun Indonesia bersama, tidak dengan merusak, membakar, menjarah, memfitnah, pecah belah, kebencian, kesombongan, dan melukai dan mengkhianati perasaan publik.

Kami mohon maaf, pasti banyak sekali kekurangan. Bismillah, kami perbaiki terus menerus. Semoga Allah SWT memberkahi dan melindungi Indonesia. Jangan pernah lelah mencintai Indonesia.

Jakarta, 31 Agustus 2025."

Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"