Pembalut, Penemuan Penting yang Awalnya Diciptakan untuk Laki-Laki

Pembalut, Penemuan Penting yang Awalnya Diciptakan untuk Laki-Laki

Pembalut merupakan salah satu penemuan penting yang mengubah dunia. Pembalut sendiri saat ini, dan tentu saja, digunakan oleh semua perempuan di dunia.

Soal mengapa penting, ya karena pembalut memang diperlukan perempuan saat menghadapi "tamu bulanan"-nya.

Pembalut yang kita ketahui sekarang juga tak bisa lepas dari sejarah yang panjang loh. Kabarnya, dulu pembalut bahkan diciptakan untuk laki-laki loh. Hmm ... kita simak lah kuy sejarahnya.

Pembalut, digunakan perempuan saat menstruasi (cluebees.com)

Secara historis, pembalut pertama kali digunakan pada awal abad ke-4 Masehi. Persisnya di Yunani Kuno dulu. Saat itu, para perempuan di sana menggunakan kain untuk menampung darah kewanitaannya.

Selain kain, mereka pun menggunakan kapas atau wol dalam pakaian mereka demi membendung aliran darah menstruasi. Sebuah catatan menjelaskan bahwa Hypatia, seorang pemikir Yunani di zaman itu, pernah melemparkan kain bekas menstruasinya kepada para pengagum laki-lakinya untuk mengusir mereka.

Lain di Yunani lain di Cina. Di Cina, para perempuan menggunakan kain yang diisi pasir sebagai pembalut menstruasi. Jika kain itu sudah cukup basah, mereka akan membuang pasir dan mencuci kainnya untuk digunakan lagi.

Papirus juga digunakan perempuan Mesir kuno saat haid (penmandirect.co.uk)

Sementara di era Mesir Kuno, para perempuan menggunakan papirus saat mereka haid. Papirus direndam terlebih dahulu sebelum digunakan menjadi pembalut.

Di era yang lebih modern, pembalut sekali pakai pertama kali digunakan oleh para perawat di masa perang. Tapi bukan untuk perempuan loh, justru untuk para laki-laki. Kenapa?

Ya, pembalut-pembalut itu digunakan untuk menghentikan pendarahan bagi para prajurit yang membutuhkan pertolongan pertama.

Saat itu, sekitar abad ke-19, pembalut dibuat oleh seorang perawat Prancis dari perban bubur kayu. Pembalut di era itu tidak dibuat dari kapas karena ketersediaan kapas amat terbatas.

Pembalut di zaman perang dunia dulu kebanyakan digunakan laki-laki (americanhistory.si.edu)

Pembalut kala itu dibuat dari sphagnum moss. Itu adalah tanaman yang sangat mudah menyerap dengan sifat antimikroba.

Tak lama setelahnya, perusahaan besar pun mulai memproduksinya secara massal dengan nama Cellucotton. Kemudian pada masa akhir perang tahun 1918, produsen Cellucotton jadi kebingungan karena produksi pembalut justru surplus.

Palang merah dan prajurit yang berperang pun tak lagi membutuhkan pembalut. Sebab, perban cukup murah untuk dibuang. Akhirnya, para perawat mulai menggunakan pembalut saat mereka menstruasi.

Zaman perang dunia dulu, pembalut digunakan untuk menahan pendarahan prajurit (nautil.us)

Beberapa tahun kemudian, sebuah perusahaan mengembangkan pembalut sebagai produk konsumen komersial yang lebih layak. Cellucotton kemudian berubah nama menjadi pembalut Kotex pada tahun 1920.

Pengembangan pembalut pada kala itu terjadi karena sebagian besar perempuan menggunakan kain flanel untuk mengatasi menstruasi mereka.

Sayang, kain flanel cukup mahal untuk dijangkau semua kalangan. Sementara sebagian perempuan lainnya ada juga yang menggunakan sabuk menstruasi.

Sabuk mensruasi sendiri adalah pita perekat yang ditempatkan di bagian bawah bantalan agar tetap menempel pada celana. Akan tetapi, sabuk menstruasi juga cukup sulit untuk dipakai. Selain itu juga gak nyaman.

Tampon dan cangkir menstruasi (bustle.com)

Setelah berpuluh-puluh tahun tak tergantikan, muncullah tampon pada abad 21. Kemunculan itu juga seiring dengan kemunculan cangkir menstruasi. Dan cara ini diangap lebih baik dibandingkan pembalut sekali pakai yang kerap menggunakan pemutih.

Meski telah melewati sejarah panjang, pembalut sekali pakai ternyata juga dianggap kurang ramah lingkungan. Beberapa perempuan di dunia ini lebih memilih menggunakan cangkir menstruasi (menstruation pad) yang bisa dicuci dan digunakan kembali.

Nah, sekarang sih rata-rata perempuan lebih banyak menggunakan pembalut sekali pakai ya. Dan itu dia sejarah panjang yang kami singkat sebagaimana dikutip dari Kompas.com. Biar sama-sama tau gitu, hehehe.

Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"