Orangtua Wajib Tahu! 3 Fase Tantrum Anak dan Cara Menghadapinya: Tetap Tenang dan Tunjukkan Kasih Sayang

Orangtua Wajib Tahu! 3 Fase Tantrum Anak dan Cara Menghadapinya: Tetap Tenang dan Tunjukkan Kasih Sayang
Fase satu anak tantrum (haibunda.com)

Pada fase ini, seorang anak menyatakan keinginannya sebagian besar secara vokal. Ia akan semakin histeris ketika orang tua berkomentar, memberikan penjelasan, menggunakan logika, atau mengajukan pertanyaan. Bahkan mencoba mengungkapkan perasaannya pada tahap ini tidaklah efektif.

Apa yang bisa orangtua lakukan? Akan berguna bagi orangtua untuk tetap berada di dekat kamar. Anak membutuhkan rasa aman karena mengetahui kehadiran orangtua. Meninggalkan ruangan bisa membuatnya semakin gusar. 

Tetap tenang, netral, siap sedia, dan penuh kasih sayang. Anggaplah dirimu sebagai saksi yang penuh kasih dan jangan bicara. Duduklah dengan tenang, diam, dan berikan energi paling penuh kasih yang bisa kamu kumpulkan.

Fase 2: Tindakan Fisik 

Tantrum fase 2 (atmago.com)

Pada fase ini seorang anak mungkin memukul, menendang, mendorong perabotan, atau melempar mainan. Jika orang tua mencoba menenangkan anak dengan berbicara atau menyentuhnya, dia biasanya akan menjadi lebih agresif secara fisik.

Apa yang bisa orangtua lakukan? Tetap hadir! Tugas kita bukan menghentikan amukan, tapi memastikan anak tidak merasa ditinggalkan dan memastikan dia tidak menyakiti apa pun atau siapa pun. 

Hal ini mungkin memerlukan perubahan lokasi atau mencari lokasi yang aman, di tempat yang netral—seperti mobil atau kamar tidur—di mana anak dapat memiliki waktu untuk mengatur dirinya sendiri. 

(Saat tantrum terjadi di tempat umum, sebaiknya jauhkan anak dari hal-hal yang mungkin merugikan. Bayar belanjaan, tinggalkan belanjaan, atau pamit pergi. Anak kita adalah prioritas.) Apa pun masalahnya, orangtua sebaiknya hanya mengatakan sesedikit mungkin sebisa mungkin, sambil tetap memastikan anak tidak melakukan apa pun yang menyakiti dirinya sendiri, atau saudaranya, atau orangtua.

Jika anak mencoba menyakiti kita, kamu mungkin perlu memeluknya erat-erat, dengan tubuh menghadap ke luar. Namun lakukan ini hanya jika benar-benar diperlukan. Tetap tenang; jangan biarkan amukan mengubah perilakumu. Kamu mungkin berkata, “Saya perlu menjagamu tetap aman, dan saya perlu menjaga saya tetap aman.” Segera setelah anggota badan anak mulai mengendur, lepaskan dia. 

Selalu gunakan cara yang paling tidak membatasi untuk menjaga anak Anda dan diri Anda sendiri tetap aman. Dipukul oleh anak-anak bisa jadi menyakitkan. Bagian otak kita yang melawan atau lari mungkin ingin melarikan diri dari rasa sakit. Ini adalah kesalahan karena dua alasan. Pertama, anak mungkin merasa ditinggalkan, yang akan memperburuk situasi. Kedua, anak mungkin menjadi takut akan kekuatannya sendiri. Dia mungkin mulai percaya bahwa dia “jahat” atau “jahat” atau “di luar kendali”—yang dapat diinternalisasikan atau digunakan untuk melawan orangtua.

Fase 3: Kesedihan 



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"