Bagi kalian yang hobi pelihara ikan, pasti tahu salah satu jenis endemi nasional yang mahal harganya. Ikan tersebut adalah ikan arwana. Tapi kalian tahu nggak kalau dulu, sebelum ikan arwana terkenal, ternyata ikan jenis ini pernah merasakan terbuang.
Ikan arwana adalah ikan yang tidak diinginkan, dan berakhir sebagai ikan asin. Di daerah asalnya, Sumatera dan Kalimantan, ikan arwana kerap nyangkut di jaring para nelayan ketika mencari ikan. Tidak ada yang sengaja memburu ikan ini.
Bentuknya yang besar dan dagingnya yang tebal membuat para nelayan menjadikannya ikan asin jika tidak habis dikonsumsi. Pengolahan ini supaya ikan arwana awet dan dapat dinikmati di lain waktu.
Meskipun sudah berubah bentuk menjadi ikan asin, ikan arwana masih dipandang sebelah mata. Kastanya lebih rendah dibanding ikan asin peda. Daging ikan arwana yang rasanya tidak begitu enak di lidah menjadi penyebabnya.
Dilihat dari bentuknya pun masyarakat dulu tidak menyukai ikan arwana, badannya yang besar dengan mulut yang lebar, mereka tidak tertarik untuk menjadikannya sebagai ikan hias.
Sejarah kemudian berjungkir balik ketika salah satu organisasi pecinta satwa Internasional Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) mengadakan pertemuan di Polandia.