Agama Baha'i masuk ke Nusantara pada abad 19 melalui tokoh bernama Jamal Effendi. Ia beserta rombongan datang ke Surabaya lalu ke Bali, dan juga Makassar. Di Pulau Sulawesi inilah ajaran Baha'i diterima dengan baik dan semakin banyak mendapat pengikut.
Mengenai konsep ajaran agama, pemeluk ajaran Baha'i melaksanakan Sembayang sebanyak tiga kali dalam sehari. Sedangkan untuk kiblat, mereka Sembayang menghadap arah barat laut tepatnya ke Kota Akka-Haifa.
Meskipun berbeda dengan ajaran agama Islam, sejarah lahirnya Baha'i cukup erat dengan perkembangan agama Islam. Pendirinya, Baha'ullah, dulunya adalah pemeluk agama Islam, lalu pada kemudian hari ia menisbatkan diri sebagai utusan Tuhan dan mengenalkan agama Baha'i yang akhirnya dikenal sampai sekarang ini.