Memaknai Tahun Baru Masehi Menurut Islam, Boleh Gak Sih Merayakan?

Memaknai Tahun Baru Masehi Menurut Islam, Boleh Gak Sih Merayakan?

Tahun baru sebentar lagi. Menyambut 2020 apa yang bakal kamu lakukan gengs? Apa masih galau, sebenernya boleh gak sih merayakan tahun baru? Takut dosa tapi kok temen-temen pada main kembang api? Duh galau kan ya?

Memaknai Tahun Baru Masehi Menurut Islam

Sampek sekarang ini ada 4 jenis penanggalan yang berlaku di Indonesia. Ada Kalender Masehi, Hijriyah, Jawa, dan Cina. Sekarang kita khusus bahas soal Kalender Masehi.

Kalender Masehi atau Anno Domini (AD) dalam bahasa Inggris adalah sebutan untuk penanggalan yang digunakan untuk kalender Julian dan Gregorian. Era kalender ini dihitung sejak kelahiran Yesus dari Nazaret. Sebelum itu disebut dengan Sebelum Masehi (SM).

Sejarah perhitungan Masehi (vox.com)

Mulanya, penanggalan di kekaisaran Roma ditetapkan atas dasar berdirinya Kota Roma. Dikenal sebagai sistem AUC (Ab Unde Condita, sejak berdirinya kota). Kaisar Justinian kemudian memerintahkan seorang Rahib Katolik, Dionysius Exiguus pada tahun 527 M untuk memimpin Gereja. Membuat perhitungan tahun dengan mengacu pada tahun kelahiran Yesus.

Dionysius Exiguus adalah orang yang dianggap sebagai penemu kalender masehi. Selain itu ia juga dikenal sebagai seorang teolog, matematikawan dan astronom ulung.

Model penanggalan dan perhitungan hari kalender Masehi didasarkan pada ilmu tentang pergerakan benda-benda langit seperti matahari, bulan dan rasi bintang. Ilmu ini berkembang sejak jaman pemerintahan Babel kuno, kira-kira tahun 2000 SM.

Perayaan tahun baru masehi memiliki sejarah panjang. Banyak yang gak tahu kapan pertama kali perayaan ini diadakan dan apa latar belakangnya. Orang-orang Romawi mendedikasikan hari yang istimewa ini untuk Janus, The God of Gates, Doors, and Beeginnings.

Janus adalah seorang dewa yang memiliki dua wajah. Satu wajah menatap ke depan dan satunya lagi menatap ke belakang. Filosofi masa depan dan masa lalu, pas banget sama momen pergantian tahun.

Hukum merayakan tahun baru dalam Islam (thejakartapost.com)

Lalu bagaimana kita sebagai umat muslim memaknai tahun baru masehi menurut islam?

Sesungguhnya kaum muslimin sejak dicanangkannya kalender Hijriyyah oleh Umar bin Khaththab telah menggunakan kalender Hijriyah.

Berikut penjelasan Fadhilatusy Syaikh Dr. Abdullah bin ‘Abdurrahman Al-Jibrin rahimahullah.

"Kaum Muslimin (zaman dulu telah) menggunakannya (kalender Hijriyah) dalam kitab-kitab dan sejarah mereka, sekalipun mereka telah mengetahui kalender-kalender umat sebelum mereka."

Sesungguhnya kaum muslimin adalah umat Islam yang memiliki jati diri, memiliki ciri agama, bahasa, kalender/sejarah, dan ibadah yang khas.

Memaknai tahun baru Masehi menurut Islam. Larangan merayakan tahun baru masehi didasarkan pada hadist berikut.

"Rasulullah SAW datang ke kota Madinah, sedang mereka (umat Islam) mempunyai dua hari yang mereka gunakan untuk bermain-main. Rasulullah SAW bertanya, 'Apakah dua hari ini?' Mereka menjawab, 'Dahulu kami bermain-main pada dua hari itu pada masa Jahiliyyah.' Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Allah telah mengganti dua hari itu dengan yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR Abu Dawud).



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"