Brigadir Jenderal Nuri Andrianis jadi terkenal beberapa waktu silam karena melakukan aksi yang mencuri perhatian, Nuri yang saat itu menjabat sebagai Komandan Korps Siswa Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia di Bandung, Jawa Barat menembak kucing-kucing. Ada kucing yang mati dan luka-luka akibat ditembak dengan senapan angin milik Nuri.
Peristiwa tersebut membuat banyak pihak menyayangkan sikap Nuri yang diduga sengaja melakukan hal tersebut. Termasuk Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa juga sudah tegas meminta agar proses penyelidikan berjalan dengan baik dan transparan.
Dilansir dari Republika, saat ini Nuri pun dimutasi dari jabatan terakhirnya. Kini ia menjadi Staf Khusus Panglima TNI atau nonjob bagi perwira tinggi atau Pati TNI. Tak hanya Andika sebagai orang nomor satu di TNI yang memberikan respon tegas, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono sudah menyatakan bahwa penembakan kucing-kucing yang dilakukan Nuri bisa diproses hukum.
Melansir dari Wikipedia, Nuri lahir pada 12 Mei 1966. Usianya saat ini 56 tahun. Ia merupakan perwira tinggi TNI Angkatan Laut yang sejak 19 Juli 2021 lalu menjabat sebagai Dankorsis Sesko TNI. Nuri merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan ke-35 tahun 1989.
Karir militer Nuri juga cukup mentereng karena pernah menjabat dalam beberapa pangkat militer, mulai dari Komandan Kompi di Brigif-1 Marinir, Komandan Kompi di Yon Menhanmin Mar. Komandan Batalyon Bekpal-1 Menhanpur Mar Pasmar-1. Saat ini Nuri menjabat sebagai Dankorsis Sesko TNI.
Terkait kasus dugaan pembunuhan dan penganiayaan kepada kucing terjadi di Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia, Bandung, Jawa Barat. menurut Kepala Pusat Penerangan TNI , Mayjen Prantara Santosa mengatakan bahwa kucing-kucing yang ditembak menggunakan senapan angin milik pribadi. Jumlahnya cukup banyak dan mengakibatkan sebagian kucing tewas dan sisanya luka-luka.