Lebih Lengkap tentang #JusticeforAudrey: Dari Kasus Kekerasan Jadi Berita Viral

Lebih Lengkap tentang #JusticeforAudrey: Dari Kasus Kekerasan Jadi Berita Viral

Hari ini, tagar #JusticeforAudrey viral dan jadi trending topic di media sosial Twitter untuk wilayah Indonesia. Melacak tagar yang ramai diperbincangkan netizen tersebut, kita bisa mengetahui beberapa hal, bermula dari kasus kekerasan lalu jadi berita viral.

Mungkin ada salah satu dari Paragengs yang nggak paham. Mungkin ada yang sudah tahu dari berita di media sosial atau media online, tapi cuma sepenggal. Nah, biar tahu kisah lebih utuh, berikut tim penulis Paragram buatkan kronologi hingga akhirnya tagar ini jadi viral di Twitter. Cekidot, kuy.

Kronologi kasus kekerasan

Awalnya adalah sebuah kasus kekerasan yang dialami salah satu siswi SMP di Pontianak. Dia berinisial Ay. Siswi SMP ini berumur 14 tahun. 

Diketahui, Ay dikeroyok oleh 12 siswa SMA di Kota Pontianak. Menurut keterangan yang disebarkan dalam bentuk kul-tweet oleh akun @syarifahmelinda di Twitter, pengeroyokan ini dipicu tindak saling sindir yang dilakukan salah satu pelaku berinisial Da (siswi SMA N 4 Pontianak) yang merupakan kekasih dari mantan kekasih kakak korban, Po (siswa SMA N 2 Pontianak).

Kasus kekerasan (instagram @btsxxskjm_)

Dilansir dari Berkatnews TV, seluruh pelaku yang terlibat adalah teman-teman kakak korban. Mereka menggunakan korban untuk memancing kakaknya keluar dari rumah. Caranya dengan menjemput korban dari rumah neneknya yang berlokasi di Jalan Cendrawasi.

Saat kejadian pengeroyokan itu, para pelaku diketahui membenturkan kepala korban ke aspal. Setelah itu, para pelaku pun menendang perut korban berkali-kali, kemudian dilanjutkan dengan pencekikan dan penyiraman air secara bergantian.

Belum merasa puas dengan tindakan tersebut, para pelaku pun menendang wajah korban menggunakan sandal gunung. Hal ini mengakibatkan pendarahan di dalam hidung korban serta di kepala muncul banyak benjolan. Diketahui, benjolan tersebut adalah akibat dari adanya luka dalam.

Pemeriksaan oleh kepolisian

Melansir dari Detik, Kabid Humas Polda Kalbar, Kombes Dony menyatakan jika pihaknya sudah menerima dan sedang menangani kasus kekerasan tersebut. Berdasarkan laporan kepolisian, pihaknya sudah menerima berkas kasus penganiayaan ini pada 29 Maret 2019.

#JusticeforAudrey (twitter.com)

Sementara itu, Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, juga sudah meminta pihak kepolisian dan dinas pendidikan untuk segera melakukan penyeldikan. Hal ini dilakukan demi mengungkapkan kebenaran di balik tindak penganiayaan antarpelajar yang terjadi di wilayahnya ini.

Lalu jadi berita viral

Bermula dari salah paham, kemudian dia menjadi korban tindak kekerasan. Tentu hal ini tidak bisa kita terima. Bahkan, saat kasus ini mulai disebarkan oleh netizen di Twitter, banyak dari netizen yang menyampaikan keberatan serta kekecewaannya terhadap aksi para pelajar Pontianak tersebut.

Banyak dari netizen yang mengungkapkan kesedihannya, betapa salah paham dan cinta bisa menjadi penyebab dari tindakan kekerasan ini. Banyak pula netizen yang menjelaskan kekecewaan serta kemarahannya saat mention kul-tweet @syarifahmelinda.

Hingga akhirnya, netizen bernama Fachira Anind memulai sebuah petisi di platform Change.org. dan menyertakan tagar #JusticeforAudrey.

Menurutnya, keputusan Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) yang berharap agar kasus ini berakhir damai dinilai terlalu ringan.  Menurutnya, para pelaku pun harus diadili. Dan jika diketahui bersalah, pelaku baiknya dikirim ke penjara anak.

Di satu sisi, hal itu mungkin terasa memuaskan dan terlihat benar. Mengingat tindakan para pelaku yang terlalu brutal untuk ukuran remaja dan pelajar. 

Opini di atas pun didukung dengan komentar netizen yang menyatakan kekecewaannya. 

"I don't see beautiful women or humanity from them, all I see is devils (Aku tidak melihat wanita cantik atau kemanusiaan dari diri mereka [para pelaku], yang aku lihat hanyalah sekumpulan iblis)," tulis akun @marsmellolate.

Namun, di sisi lain, para pelaku masih memiliki masa depan yang panjang. Satu titik dalam perjalanan hidup bukanlah ukuran yang tepat untuk menilai masa depan seseorang. Dan akan bagaimana pemerintah dan kepolisian menanggapinya, semoga setidaknya bisa memberikan efek jera dan membuat kasus ini tak terulang lagi di masa depan.

Menurut kalian, kasus ini baiknya gimana, gengs? Diakhiri dengan hukuman penuh? Atau damai dengan catatan memberikan efek jera? Bagikan di kolom komentar, gengs.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"