Kisah jiwa nasionalis Mohammad Hatta masih menjadi teladan hingga sekarang. Beliau adalah orang yang sangat bersahaja dan benar-benar gak mau ngambil yang bukan haknya. Juga menggunakan fasilitas negara, sangat minim dan kalau bisa gak pake aja.
Keadaan beliau setelah dilepaskan dari tahanan Belanda begitu memprihatinkan. Mohammad Hatta dan keluarganya ditimpa kesulitan ekonomi. Saat itu bulan Desember 1948, tiga tahun setelah kemerdekaan. Indonesia masih belum stabil sebagai negara yang baru lahir. Masih berurusan dengan Belanda.
Kondisi setelah Agresi Militer Belanda II yang membuat Yogyakarta sebagai Ibu Kota negara kala itu jatuh pada Belanda. Setelah keluar dari tahanan, Rahmi dan keluarganya ditempatkan Belanda di sebuah Rumah di Sagan, Yogyakarta.
"Tentara Belanda menyediakan sebuah rumah di Sagan untuk tempat tinggal saya dan keluarga, yaitu anak saya Meutia yang baru berumur satu tahun, ibu dan bapak saya. Keluar dari tahanan, saya tidak mempunyai apa-apa, kecuali sedikit pakaian dan uang pun tidak seberapa. Karena itu, saya sudah menggambarkan akan menghadapi kesulitan hidup selama Yogyakarta diduduki tentara Belanda," kenang Rahmi.
Di tengah keadaan yang sulit, Mohammad Hatta sama sekali gak pernah menyangka akan mendapatkan rejeki. Datang dari arah yang gak disangka-sangka. Seseorang membawa ratusan uang gulden untuk Rahmi Rachim, istri Mohammad Hatta.
Tiga pekan Hatta tinggal di rumah itu bersama dengan keluargaya. Lalu tiba-tiba datang seorang tamu di siang hari. Tami itu adalah sekretaris Wakil Presiden yakni Wangsa Widjaja.
Rahmi kaget ketika Wangsa membuka tas yang dibawanya dan menyampaikan maksud kedatangan. Wangsa mengeluarkan bungkusan berisi uang sebanyak 500 gulden pemberian Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
"Setengah tidak percaya, saya menerima dan membuka bungkusan itu dan ternyata isinya uang perak Belanda mulai dari satu rupiah (perak) sapai seringgit (dua setengah rupiah Belanda). Dengan perasaan haru saya termenung sejenak dan saya hanya dapat mengatakan kepada Saudara Wangsa Widjaja, ‘sampaikanlah ucapan terima kasih saya kepada Sri Sultan," kata Rahmi.
Selain keluarga Bung Hatta, Sri Sultan juga memberikan uang kepada istri Soekarno yakni Fatmawati dan pegawai Pemerintahan Republik Indonesia yang baru berdiri. Sri Sultan menjadi penopang ekonomi Pemerintah RI ketika baru memprolamirkan kemerdekaannya.