Tapi, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan fatalitas wanita pada kondisi ramai seperti dalam tragedi Itaewon tersebut. Salah satunya karena tubuh wanita yang lebih kecil. Namun, memiliki dada yang lebih besar sehingga ada lebih banyak beban yang mendorong ke dalam.
"Wanita, meskipun mempunyai tubuh yang lebih kecil, memiliki lebih banyak massa tubuh di dada bagian atas mereka. Mereka umumnya memiliki dada yang lebih besar dibanding pria. Jika ada tekanan yang diberikan di sana, ada lebih banyak beban yang mendorong ke dalam, menjadi lebih merugikan bagi wanita," ungkap G Keith Still.
Selain itu, Still juga mencatat, saat orang-orang berkerumunan maka ada permainan kekuatan yang terjadi. Pria pun cenderung memiliki kekuatan tubuh bagian atas lebih besar dari wanita yang membantunya keluar dari kondisi berdesakan. "Pria biasanya memiliki lebih banyak kekuatan tubuh bagian atas daripada wanita. Lalu, pria juga memiliki peluang lebih tinggi untuk keluar dari situasi tersebut," pungkas Still.
Sebelum peristiwa itu terjadi, sudah ada tanda peringatan bahwa perayaan itu akan dihadiri terlalu banyak orang sehingga berbahaya. Namun tampaknya, banyak orang yang tidak menghiraukannya dan tetap ikut bergabung dalam kerumunan itu. Sampai saat ini, penyebab yang mendorong kerumunan melonjak masih diselidiki.
Tetapi saksi dan rekaman media sosial menunjukkan orang-orang berdesakan di jalan-jalan beberapa blok di sekitar gang di mana banyak korban berjatuhan. Tepat sebelum kekacauan terjadi, polisi sudah berusaha untuk mengendalikan kerumunan.
Tapi orang-orang terus berdatangan ke satu gang yang sangat sempit dan miring, bahkan ketika itu sudah penuh sesak dari ujung ke ujung. Rekaman yang beredar media sosial menunjukkan beberapa orang mencoba menghindari himpitan ketika yang lain berteriak, menangis bahkan memaki.