Suatu hari, muncul sebuah kabar bahwa Bung Karno akan membangun Tugu Monas setelah ia kembali dari Perancis. Ide tersebut muncul saat ia menginap di hotel Crillon. Hotel itu biasanya digunakan menginap untuk para tamu negara yang lokasinya dekat dengan La Place la Concorde.
Melalui jendela kamar hotel, ia bisa melihat langsung arah ke obelisk (tugu) luxor (Obélisque de Luxor). "Bentuk obelisk itulah yang kemudian mengilhaminya, sehingga lahir gagasan mendirikan Tugu Monas," ucap Roso. "Bentuk Monas dan Obelisk of Luxor sebenarnya tidak sama persis," tambahnya.
Tugu Monas sendiri berdiri pada 17 Agustus 1954 yang dijadikan sebagai monumen peringatan yang memiliki tinggi 132 meter untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari kolonial Hindia Belanda.
Desainnya pun didapatkan dari hasil perlombaan. Walaupun sayembara tersebut tak ada pemenang, Bung Karno kemudian merancang sendiri garis besarnya yang kemudian diterjemahkan oleh Silaban.