Silaban juga meruapakn seniman yang mendesain Mesjid Istiqlal. Namun, dalam merancang Tugu Monas ia dibantu oleh teknokrat dan seniman lain seperti Henk Ngantung (pelukis), Silaban (arsitek), Prof.Rooseno dan Ir.Sutami (konstruksi/sipil).
Di puncak nyala api Monas diketahui memiliki 38 kg emas murni. Dari total emas tersebut, sekitar 28 kg-nya disumbangkan oleh konglomerat bernama Teuku Markam asal Aceh.
Teuku Markam dikenal sebagai seorang pengusaha kaya di Aceh pada jaman Bung Karno. Emas di puncak Monas tersebut pun dinamakan ‘Lidah Api’ yang konon menggambarkan seorang perempuan yang sedang duduk bersimpuh dengan gerai rambut panjang.
Rambut bagian atasnya disimpul seperti sanggul kecil sembari duduk menghadap langsung ke Istana Negara. Sosok wanita pada api Monas itu pun bisa dilihat dari segala sisi Monas.