Ketika memutuskan untuk menikah, mereka ingin menghabiskan kehidupannya dengan banyak traveling. Tetapi semenjak pandemi, rencana mereka pun buyar.
"Beberapa bulan lalu kami mengobrol dan memutuskan ini waktu yang tepat untuk punya anak daripada menunggu kapan bisa berpergian dengan aman. Tanpa diskusi serius tentang itu, kami memutuskan berhenti memakai alat kontrasepsi dan membiarkan apapun terjadi," tulisnya.
Hingga kemudian, sang pria berbicara serius dengan istrinya soal memiliki anak. Setelah berdiskusi, sang istri tanpa basa basi mengatakan jika ia ingin dibayar Rp 50 ribu atau sekitar Rp 715 juta untuk hamil karena ia akan kehilangan gajinya selama cuti.
Sang suami memang membenarkan bahwa kantor istrinya itu akan memberikan cuti selama setahun. Tetapi selama cuti, kantornya cuma memberikan gaji penuh selama 6 bulan pertama. Sisanya, sang istri hanya diberi gaji 50%.
"Dia memintaku membayarnya US$ 50 ribu sampai US$ 100 ribu sebagai kompensasi gajinya yang berkurang selama enam sampai 12 bulan akibat dia melahirkan anak kami," tulis si pria.
Sang pria lalu memutuskan menghapus curhatannya di Reddit. Akan tetapi cuitannya sudah terlanjur disebar melalui Twitter oleh akun lain. Namun, tak sedikit warganet yang justru mendukung permintaan sang istri mengenai bayaran Rp 50 ribu karena memang situasi dirinya yang akan kehilangan gaji 50%.