Mungkin benar, kalau ada yang bilang cinta gak bisa dibeli dengan apa pun, termasuk harta dan kedudukan. Hal itu dialami sendiri oleh Putri Mako Jepang yang pada akhirnya menikahi sang kekasih kuliahnya Kei Komuro, sehingga ia kehilangan status kerajaannya.
Berdasarkan hukum kerajaan Jepang, perempuan akan kehilangan status mereka setelah menikah dengan "orang biasa", sedangkan anggota laki-laki tidak.
Putri Mako pun melewatkan ritual pernikahan kerajaan dan menolak pembayaran yang ditawarkan kerajaan setelah kepergian mereka dari keluarga.
Dia adalah anggota wanita pertama dari keluarga kerajaan yang menolak keduanya.
# Wanita yang menyerahkan status kerajaan untuk menikah
Pasangan itu diperkirakan akan pindah ke AS, tempat Komuro bekerja sebagai pengacara setelah menikah. Karena keputusan ekstrem tersebut mereka kemudian julukan "Harry dan Meghan dari Jepang".
Seperti Markle, Komuro telah berada di bawah pengawasan ketat sejak hubungannya dengan Mako diumumkan. Dia baru-baru ini dikritik karena memakai kuncir kuda ketika dia kembali ke Jepang.
# Permintaan Maaf Mako Saat Konferensi Pers
Dalam konferensi pers pada hari Selasa, 26 Oktober 2021, Mako mengatakan dia meminta maaf atas masalah yang ditimbulkan oleh pernikahannya.
"Saya sangat menyesal atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan dan saya berterima kasih kepada mereka ... yang terus mendukung saya," katanya, menurut laporan NHK.
"Bagi saya, Kei tidak tergantikan - pernikahan adalah pilihan penting bagi kami."
Komuro menambahkan bahwa dia mencintai Mako dan ingin menghabiskan hidupnya bersamanya.
"Saya suka Mako. Kami hanya mendapatkan satu kehidupan, dan saya ingin kami menghabiskannya dengan orang yang kami cintai," kata Komuro menurut laporan AFP.
"Saya merasa sangat sedih karena Mako berada dalam kondisi yang buruk, mental dan fisik, karena tuduhan palsu itu."
# Pemberitaan Miring tentang Suami Mako