Negara kita adalah negara kepulauan. Karena punya banyak pulau, maka otomatis banyak pula pantainya. Warna pasirnya pun bermacam-macam, ada yang hitam, putih, juga yang merah muda.
Kalau kalian pernah main ke pantai, kalian bisa nikmati bermain di antara deburan ombak dan pasir pantai. Tapi, pernahkah terpikir dari mana hamparan pasir seluas itu berasal? Sebagian ahli menjawab berasal dari kotoran ikan.
Kotoran ikan kakatua atau parrotfish berada di balik semua pasir yang tercipta di pantai. Spesies ikan yang panjang rata-ratanya 40 sentimeter itu banyak menghuni perairan tropis dan subtropis di seluruh dunia. Mereka hidup di terumbu karang, pantai berkarang, padang lumut untuk memakan alga.
Ikan kakatua yang memakan alga memang baik untuk menjaga pertumbuhan terumbu karang. Apalagi alga dikenal sebagai masalah besar untuk terumbu karang, terlebih karena mendorong pertumbuhan mikroorganisme. Maka itu, ikan kakatua disebut juga sebagai pengeruk atau ekskavator.
Dalam satu menit, ikan kakatua berwarna cerah ini bisa makan sampai 20 kali. Mereka mengurai dan menghaluskan makanan ke dalam pencernaan untuk dikeluarkan lagi dalam wujud pasir kalsium karbonat murni.
Seekor ikan kakatua dewasa bahkan bisa menghasilkan 362 kilogram pasir setiap tahunnya. Jadi bisa dibayangkan jika dalam sebuah perairan ada ratusan atau ribuan ekor, kan?
Pasir pantai yang indah, seperti di Hawaii atau di belahan bumi manapun tercipta dari proses biologis. Rata-rata pasir pantai biasanya telah melewati usus parrotfish. Tetapi tak semua pasir diproduksi ikan kakatua, sebab bisa juga berasal dari banyak lokasi, sumber, atau lingkungan.
Jika memang terbentuk dari pecahan batu, batu membutuhkan waktu hingga ribuan hingga jutaan tahun untuk terkikis dan menjadi pasir. Namun, dari sekian banyak proses kemunculan pasir, sistem pencernaan ikan kakatualah yang lebih banyak berkontribusi memperindah pantai.