AS Peringatkan Indonesia sebagai Target Utama Militer China Sebelum Menguasai ASEAN

AS Peringatkan Indonesia sebagai Target Utama Militer China Sebelum Menguasai ASEAN
Kekuatan China terus bertambah dan bisa mengacam (aminoapps.com)

"Pasokan nuklir China akan berevolusi secara signifikan selama dekade berikutnya karena modernisasi, mendiversifikasi, dan meningkatkan jumlah platform pengiriman nuklur berbasis darat, laut, dan udara," tulis laporan tersebut.

China juga disebut sedang mengejar triad nuklir dengan pengembangan rudal balistik peluncuran udara berkemampuan nuklir dan meningkatkan kemampuan nuklir darat dan lautnya.

Pemerintah Trump sendiri telah lama berusaha untuk memasukkan China dalam agenda pembicaraan untuk mengontrol senjata nuklirnya dengan Rusia. Namun, hal ini telah ditolak oleh Beijing. Seiring dengan jumlah hulu ledak nuklir China yang terus berkembang pesat.

Sejauh ini, perjanjian START baru membatasi Rusia dan AS pada sekitar 1.550 hulu ledak nuklir untuk Rudal Balistik Antarbenua. Rudal balistik itu akan diluncurkan dari kapal selam berikut pembom berat yang dilengkapi untuk persenjataan nuklir.

Laporan itu juga mengatakan bahwa China telah mencapai kesetaraan dengan atau bhkan melampaui AS dalam beberapa bidang modernisasi militer. Mulai dari pembuatan kapal, rudal balistik, hingga jelajah konvensional berbasis darat. Termasuk juga sistem pertahanan udara terintegrasi.

China memiliki berbagai persenjataan canggih saat ini (wsj.com)

Pentagon juga mencatat bahwa China memiliki angkatan laut terbesar di dunia. Ada sekitar 350 kapal dan kapal selam. Termasuk lebih dari 130 kombatan permukaan utama. Sebagai perbandingan, kekuatan tempur Angkatan Laut AS adalah sekitar 293 kapal pada awal 2020.

"China memiliki lebih dari 1.250 rudal balistik yang diluncurkan dari darat (GLBM) dan rudal jelajah yang diluncurkan dari darat (GLCM) dengan jarak antara 500 dan 5.500 kilometer," kata laporan itu.

Pada 2019 lalu, Beijing bhakan telah meluncurkan lebih banyak rudal balistik untuk pengujian dan pelatihan gabungan dari seluruh dunia.

Beijing yang kini memiliki persenjataan besar rudal jarak menengah dipandang oleh sejumlah pihak sebagai faktor pendorong untuk mendorong pemerintahan Trump keluar dari perjanjian INF 1987 dengan Rusia. Perjanjian itu menyebutkan bahwa Washington dan semua sekutu NATO mengatakan Moskow telah melanggar dengan pengerahan rudal jarak menengahnya sendiri.

Sementara AS telah memulai mengembangkan rudal jarak menengahnya sendiri, China masih menikmati keuntungan yang signifikan di area tersebut.

Laporan itu juga mencatat bahwa China terus meningkatkan pengeluaran militernya pada tingkat yang lebih dari pertumbuhan ekonominya. Anggaran pertahanan resmi China adalah 174 miliar dollar AS pada 2019 lalu. Angka itu memang jauh lebih sedikit dari anggara AS yang mencapai 685 miliar dollar AS di tahun yang sama.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"