Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) Pentagon membuat laporan yang mengejutkan. Pentagon menyebut jika Indonesia masuk sebagai target militer China. Untuk apa?
Pentagon menyebutkan bahwa target utama itu dimaksudkan untuk memuluskan langkah Beijing menguasai ASEAN. Maka dari itu, konflik yang terjadi di Laut China Selatan adalah peringatan pertama yang perlu diwaspadai Indonesia.
Laporan Pentagon memang perlu dicermati dengan seksama. Pasalnya, China tengah berusaha menggandakan jumlah hulu ledak nuklir di gudang persenjataannya. Setidaknya hal ini dilakukan dalam satu dekade ke depan.
Menurut laporan Pentagon Selasa, 1 September 2020 lalu, kekuatan personel militer China pun telah menyamai, bahkan melampaui milter AS. Pentagon menyebut Beijing merencanakan langakah besar di berbagai bidang. Mulai dari kapal perang, pengembangan rudal balistik, hingga sistem pertahanan udara terintegrasi.
Dikutip dari CNN, laporan yang merinci kemampuan militer China itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Washington dan Beijing dalam berbagai bidang. Salah satunya adalah aktivitas militer China di Laut China Selatan dan dukungan AS ke Taiwan.
Laporan ini diterbitkan menjelang pemilu AS 2020. Presiden AS Donald Trump sendiri ingin menjadikan sikapnya lebih agresif dari sebelumnya. Terutama terhadap Beijing dan dijadikan sebagai bahan kampanye utamanya.
"Selama dekade berikutnya, persediaan hulu ledak nuklir China yang saat ini diperkirakan berada di bawah 200-an buah diproyeksi jumlahnya bertambah dua kali lipat karena China memperluas dan memodernisasi kekuatan nuklirnya," kata laporan Pentagon.
Gilanya lagi, China telah membuat Rudal Balistik Antarbenua yang berbasis darat. Rudal itu "mampu mengancam Amerika Serikat diperkirakan akan tumbuh menjadi sekitar 200 dalam lima tahun mendatang."