Dikutip dari Tribunnews, suara dentuman Gunung Anak Krakatau terdengar di Lampung, Sumatera Selatan, Jawa Barat sampai Pekalongan. Dentuman ini terdengar pada Rabu (26/12/2018). Sebelum dikonfirmasi, dentuman tersebut dianggap misterius. Suwarno, Kepala Pengamat Gunung Anak Krakatau, membenarkan bahwa suara dentuman itu adalah suara letusan gunung vulkanik. Suara dentuman keras itu disertai dengan petir dan hujan.
Berdasarkan informasi resmi dari BMKG, peristiwa tsunami yang terjadi akhir tahun 2018 kemarin dianggap kejadian langka. Karena tsunami tersebut terjadi karena longsoran dari erupsi gunung api. Lebih jauh lagi, sistem peringatan dini dari bencana tersebut belum memadai.
Sejauh ini, tsunami yang disebabkan longsoran materi vulkanik sebesar 3 persen. Sedangkan 5 persen disebabkan oleh erupsi gunung api. Berdasarkan catatan kebencanaan dunia, 80 persen tsunami terjadi karena gempa tektonik. Saat ini, pemerintah yang mengurusi bidang kebencanaan alam sedang merancang sistem peringatan dini untuk tsunami yagn diakibatkan gempa vulkanik.