Ragi (terutama ragi roti atau Saccharomyces cerevisiae) umumnya aman dan bermanfaat dalam jumlah yang wajar, terutama dalam pembuatan roti, kue, atau fermentasi makanan. Namun, dalam beberapa kondisi tertentu, konsumsi ragi bisa berdampak kurang baik bagi kesehatan. Berikut beberapa alasannya.
Beberapa orang mengalami intoleransi terhadap ragi, yang bisa menyebabkan gejala seperti perut kembung, gas, diare, sakit kepala, dan kelelahan setelah makan makanan yang difermentasi atau mengandung ragi.
1. Infeksi jamur (Candidiasis)
Pada orang dengan sistem imun lemah, konsumsi berlebihan makanan mengandung ragi bisa memicu atau memperburuk pertumbuhan jamur Candida, terutama di saluran pencernaan atau mulut (sariawan).
2. Gangguan pencernaan
Ragi yang belum mati (seperti dalam adonan yang kurang matang atau fermentasi yang tidak sempurna) bisa menyebabkan produksi gas berlebih di perut.
3. Masalah autoimun atau alergi
Beberapa orang dengan penyakit autoimun (seperti Crohn, Hashimoto, dll.) bisa mengalami reaksi imun terhadap protein ragi, walau ini tergolong jarang.
4. Fermentasi alkohol dalam usus ("auto-brewery syndrome")
Ini kondisi sangat langka, tetapi ada kasus di mana konsumsi ragi berlebihan menyebabkan fermentasi gula di usus, menghasilkan alkohol secara internal, yang bisa menyebabkan gejala mirip mabuk.